Tren Perlambatan Penyaluran Kredit Masih Berlanjut

Bisnis.com,02 Sep 2019, 12:28 WIB
Penulis: Lalu Rahadian

Bisnis.com, JAKARTA - Perlambatan laju penyaluran kredit bank di Indonesia kembali berlanjut hingga Juli 2019.

Berdasarkan Analisis Uang Beredar yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) 30 Agustus lalu, penyaluran pembiayaan perbankan per Juli 2019 tumbuh 9,7 persen secara year-on-year (yoy), atau lebih lambat dibanding bulan sebelumnya. Perlambatan yang terjadi ditopang penurunan jumlah kredit bagi korporasi.

Penyaluran kredit bagi korporasi tercatat tumbuh 11,4 persen secara yoy, atau lebih lambat 6 basis poin (bps) dibanding pembiayaan pada Juni 2019. Sementara itu, pemberian kredit bagi perorangan tumbuh 9,1 persen atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.

Berdasarkan jenisnya, perlambatan pertumbuhan terjadi untuk kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi. Meski tumbuh secara yoy, namun porsi pembiayaan kedua jenis kredit ini menurun dibanding sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan KMK ditopang menurunnya kredit pada sektor keuangan, realestate, jasa perusahaan serta konstruksi. Kemudian, perlambatan penyaluran kredit konsumsi menjadi 7,3 persen secara yoy terjadi karena menurunnya kredit pemilikan rumah (KPR) dan kendaraan bermotor (KKB) masing-masing sebesar 12,3 persen dan 3,5 persen secara yoy.

Perlambatan juga terjadi pada kredit properti dimana pertumbuhan pada Juli 2019 sebesar 15,9 persen atau di bawah kenaikan pada Juni yang mencapai 16,2 persen secara yoy.

Tren perlambatan ini meneruskan hal sama yang terjadi sepanjang Semester I/2019. Berdasarkan data BI, per Juni 2019 penyaluran kredit oleh perbankan tumbuh 9,9 persen atau lebih lambat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 10,6 persen secara yoy.

Pada Juli 2018 penyaluran kredit secara yoy tumbuh 11,2 persen. Artinya, pada Juli 2019 terjadi perlambatan penyaluran pembiayaan secara yoy sebesar 1,5 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Akhirul Anwar
Terkini