Bisnis.com, JAKARTA — Industri teknologi finansial atau tekfin dinilai perlu antisipasi fenomena winner takes all dalam perkembangannya, yakni monopoli bisnis oleh satu atau beberapa pemain besar, seperti yang terjadi dalam industri e-commerce.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam gelaran Indonesia Fintech Forum 2019 yang berlangsung di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Rabu (4/9/2019). Menurut dia, terdapat berbagai tantangan dari perkembangan industri tekfin yang perlu diantisipasi.
Setidaknya, terdapat tiga tantangan yang menjadi perhatian pemerintah, pertama yakni industri tekfin perlu mengantisipasi fenomena winner takes all. Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut Darmin, regulator perlu adaptif dalam membuat regulasi yang sesuai perkembangan.
"Keterlambatan regulator mengantisipasi perkembangan itu perlu diperhatikan. Regulator di satu pihak harus berani menjalankan fungsinya dengan menggunakan risk management yang baik, tapi di pihak lain inovasi harus tetap bisa berkembang," ujar Darmin pada Rabu (4/9/2019).
Selain itu, tantangan lain dari perkembangan industri tekfin adalah adanya kemungkinan penyalahgunaan data pribadi pengguna layanan. Oleh karena itu, menurut dia, perlu adanya mitigasi dari potensi penyalahgunaan tersebut.
Darmin menambahkan, tantangan lainnya adalah adanya kerentanan akan risiko pencucian uang seiring terus berkembangnya tekfin. Menurutnya, diperlukan sinergi yang kuat antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) selaku regulator.
Selain itu, Darmin yang pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia pun menjelaskan, regulator dan pemerintah perlu bersinergi menciptakan ekosistem inovasi untuk mendorong perkembangan tekfin.
Lembaga keuangan yang terdiri dari perbankan dan lembaga keuangan non-bank menurutnya perlu mendorong kerja sama dengan industri tekfin. Selain itu, OJK dan BI perlu bersinergi dalam mendorong regulatory sandbox, untuk mewadahi inovasi keuangan digital.
"[Tekfin] Ini adalah masa depan dunia, bukan hanya di Indonesia. Otoritas, lembaga terkait, tidak sekadar membiarkan para pelaku usaha mencari jalan begitu saja, tapi perlu ada suatu agenda yang kemudian memberi inspirasi," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel