KABAR PASAR 5 SEPTEMBER: 6 Jurus Pacu Manufaktur, Rantai Perizinan PMA Akan Dipangkas

Bisnis.com,05 Sep 2019, 08:28 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Perkembangan impor industri manufaktur Januari-Juni 2018./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai enam jurus untuk memacu kinerja manufaktur serta rantai perijinan bagi investor asing yang akan dipangkas menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (5/9/2019).

Berikut beberapa perincian topik utamanya: 

6 Jurus Pacu Manufaktur. Pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan menyiapkan enam jurus untuk memacu kinerja manufaktur agar mampu menopang pertumbuhan ekonomi sekaligus menekan defisit neraca transaksi berjalan.

Rantai Perizinan PMA Akan Dipangkas. Pemerintah akan memangkas rantai perizinan bagi investor asing dalam kurun waktu September—Oktober 2019, sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman resesi.

Pajak Jadi Kunci. Upaya pemerintah untuk mendorong keseimbangan primer ke arah positif harus dibarengi dengan optimalisasi pendapatan negara dari sektor perpajakan. Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri mengatakan, penurunan defi sit keseimbangan primer Indonesia dari tahun ke tahun merupakan sinyal baik bahwa pertumbuhan ekonomi terus terjaga.

Parlemen Kalahkan Boris Johnson. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kecewa. Anggota parlemen berhasil menang dalam pemungutan suara di sidang terbatas terkait masa depan Brexit.

RUU Ekstradisi Resmi Ditarik. Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam secara resmi mengumumkan penarikan RUU ekstradisi yang memicu aksi protes selama beberapa bulan di pusat keuangan Asia dan menyeret kota tersebut ke dalam krisis terparah sejak satu dekade terakhir.

SBR008 Bakal Tetap Diburu. Minat investor terhadap surat berharga negara jenis saving bond retail seri SBR008 diperkirakan tetap tinggi, kendati kupon yang ditawarkan pemerintah lebih rendah dibandingkan dengan instrumen sejenis lainnya yang sudah diterbitkan sepanjang tahun ini.

Platform Elektronik EBUS Rampung Awal 2020. Pengembangan platform perdagangan elektronik efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) ditargetkan rampung pada kuartal I/2020. Hadirnya layanan tersebut diharapkan mampu meningkatkan likuiditas pasar surat utang ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini