Bisnis.com, JAKARTA - Perlambatan laju penurunan biaya pencadangan atau Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menjadi salah satu penyebab turunnya rasio pertumbuhan laba bersih PT Bank CIMB Niaga Tbk. sepanjang semester I/2019.
Direktur Risk Management CIMB Niaga Vera Handajani mengatakan, rasio CKPN CIMB Niaga secara year-on-year (yoy) turun 2 persen pada semester I/2019. Nilai penurunan ini lebih rendah dibanding pencapaian pada semester I/2018.
“Penurunan biaya pencadangan pada semester I/2018 lebih tinggi dibandingkan dengan semester I/2019. Sehingga, hal ini berdampak pada pertumbuhan laba bersih per semester I/2018 yang lebih besar apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019,” ujar Vera kepada Bisnis, Kamis (5/9/2019).
Berdasarkan penelusuran Bisnis, pertumbuhan laba bersih CIMB Niaga pada semester I/2019 melambat secara yoy. Laba bersih bank negeri jiran ini per Juni 2019 naik 11,8 persen, sementara setahun sebelumnya kenaikan laba mencapai 28,1 persen.
Laba bersih CIMB Niaga tetap tumbuh karena didukung pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) yang naik 5,5 persen secara yoy. Selain itu, nilai CKPN CIMB Niaga turun 2 persen di waktu bersamaan.
“Jika dilihat dari data kinerja semester I/2019, kontribusi kenaikan NII sebesar Rp328 miliar lebih besar dibandingkan kontribusi kenaikan Non Interest Income [NoII] sebesar Rp118 miliar, sehingga pencapaian Operating Income pada semester I/2019 lebih besar dibandingkan pencapaian pada semester I/2018,” ujarnya.
Vera menyebut kedepannya CIMB Niaga akan terus melakukan perbaikan kualitas aset untuk menggenjot kembali laba bersih perusahaan. Bank ini juga akan fokus mengembangkan potensi penyaluran kredit di sektor yang dianggap memiliki potensi seperti konsumer, Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Unit Usaha Syariah.
Pada segmen korporasi, CIMB Niaga akan lebih selektif terhadap sektor-sektor yang akan disasar. Sikap selektif dilakukan agar pertumbuhan kredit dan kualitas aset dapat tetap terjaga.
“Sejalan dengan strategi penyaluran kredit, CIMB Niaga juga fokus pada penghimpunan DPK dengan mengembangkan penawaran produk-produk cash management, dan terus berinovasi pada pengembangan digital banking, serta penambahan fitur-fitur transaksi digital yang bertujuan memberikan kemudahan transaksi bagi nasabah,” katanya.
Berdasarkan paparan perusahaan, sepanjang paruh pertama 2019 CIMB Niaga telah menyalurkan Rp51,11 triliun kredit konsumer. Nilai itu tumbuh 6,7 persen secara yoy.
Sementara penyaluran kredit terhadap UMKM tumbuh 3 persen secara yoy menjadi Rp36,88 triliun. Perumbuhan ini di atas tingkat pertambahan pembiayaan pada segmen korporasi yang tumbuh 2,1 persen secara yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel