IBU KOTA NEGARA : Ahli Perencanaan Dunia Akan Bahas Konsep Forest City

Bisnis.com,06 Sep 2019, 06:55 WIB
Penulis: Mutiara Nabila
Foto aerial bekas tambang batu bara di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Kementerian LHK akan memperbaiki lubang-lubang bekas tambang di kawasan calon ibu kota negara baru./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay.

Bisnis.com, JAKARTA – Isu mengenai pemindahan ibu kota negara Republik Indonesiasudah menjadi sorotan dunia. Dalam pembahasannya, perencana dari seluruh dunia akan menggelar sesi khusus membahas soal konsep forest city yang akan diterapkan di ibu kota negara yang baru.

Kongres perencana kota seluruh dunia, International Society of City and Regional Planners (Isocarp) yang akan digelar di Jakarta, awal pekan depan akan membahas secara khusus konsep ibu kota negara yang baru. Berdasarkan catatan Bisnis, forest city nantinya terdiri atas 50 persen ruang terbuka hijau (RTH).

Namun, tak hanya sekadar RTH, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) Andy Simarmata mengatakan bahwa yang terpenting dalam penyusunan forest city nanti adalah peletakan bangunan-bangunannya, tak hanya 50 persen lingkungannya terdiri atas tanaman.

“Yang paling penting adalah letak hijaunya bagaimana, bagaimana mempertahankan suhu kotanya supaya tidak ada kenaikan. Bangunannya jangan sampai salah letak, kemudian distribusinya juga perlu diperhatikan, menurut saya, itu yang penting,” ungkapnya saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/9/2019).

Bangunan yang dibangun, lanjut Andy, juga harus ramah lingkungan, mulai dari pematangan tanah tidak boleh asal timbun. Dengan perencanaan yang matang diharapkan pengembangan properti tidak sampai salah langkah.

Ketua Umum IAP Bernardus Djonoputro menambahkan bahwa nantinya, para peserta kongres akan mendiskusikan tematik perencanaan yang penting dan terkini di dunia, berbagai isu yang membutuhkan banyak masukan perencana, termasuk pemindahan ibu kota negara.

“Forum ini menjadi forum penting dalam beberapa dekade terkahir ini ya, bagi para perencana Indonesia. Diperkirakan dari Indonesia sendiri akan ada lebih dari 200 orang akan hadir,” sambungnya.

Bernardus menuturkan bahwa fokus pembangunan ke depan hendaknya diarahkan pada perencanaan ruang Indonesia yang mumpuni, yang berpihak kepada kebutuhan masyarakat, dan tata ruang menjadi panglima pembangunan dan pemanfaatan ruang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Zufrizal
Terkini