Dukung Demonstran, Siswa Sekolah Hong Kong Bentuk ‘Rantai Manusia’

Bisnis.com,09 Sep 2019, 10:34 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Sejumlah siswa sekolah menengah membentuk rantai manusia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Ratusan siswa sekolah menengah di Hong Kong memberikan dukungan mereka terhadap demonstran anti pemerintah setelah bentrokan yang terjadi pada akhir pekan.

Sejumlah siswa tersebut pada Senin (9/9/2019) berbaris membentuk rantai manusia di sejumlah distrik di seluruh Hong Kong. Sebagian besar di antaranya masih mengenakan seragam sambil memakai masker.

Aksi ini dipicu oleh dugaan adanya kebrutalan polisi terhadap pengunjuk rasa dalam bentrokan di distrik Wan Chai di Hong Kong, Minggu (6/9/2019).

Stasiun-stasiun kereta bawah tanah yang ditutup pada hari Minggu di tengah-tengah konfrontasi kembali dibuka hari ini, meskipun suasana di pusat kota masih tetap tegang.

Pemerintah Hong Kong memperingatkan anggota parlemen asing untuk tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri bekas jajahan Inggris itu setelah ribuan demonstran meminta bantuan Presiden AS Donald Trump untuk membawa demokrasi ke wilayah itu.

Media pemerintah China pada hari Senin mengatakan Hong Kong adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China dan segala bentuk pemisahan diri "akan dihancurkan".

Surat kabar China Daily mengatakan unjuk rasa hari Minggu adalah bukti bahwa pasukan asing berada di belakang aksi protes. Pemerintah memperingatkan para demonstran harus "berhenti menguji kesabaran pemerintah pusat."

Aksi demonstrasi yang dimulai tiga bulan lalu atas RUU ekstradisi yang sekarang ditarik kembali telah berevolusi menjadi reaksi yang lebih luas terhadap pemerintah. Banyak aktivis marah atas penolakan pemimpin Hong Kong Carrie Lam untuk mengijinkan penyelidikan independen terhadap tuduhan kebrutalan polisi selama demonstrasi.

Tuntutan lain dari para demonstran termasuk pencabutan kata "kerusuhan" untuk menggambarkan demonstrasi, pembebasan semua yang ditangkap, dan hak bagi rakyat Hong Kong untuk memilih pemimpin mereka sendiri.

Joshua Wong, salah satu pemimpin gerakan pro demokrasi lima tahun lalu, dijadwalkan menghadiri pengadilan pada Senin karena melanggar syarat jaminan setelah penangkapannya pada Agustus ketika ia dituduh menghasut dan berpartisipasi dalam majelis yang tidak sah.

China membantah tuduhan telah mencampuri urusan dan mengatakan Hong Kong adalah urusan internal. Mereka mengecam protes itu, menuduh AS dan Inggris mengobarkan kerusuhan.

"Amerika Serikat terus memantau kejadian di Hong Kong," kata seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.

"Kebebasan berekspresi dan berkumpul adalah nilai-nilai inti yang kami bagi dengan rakyat Hong Kong, dan kebebasan itu harus dilindungi dengan penuh semangat. Seperti yang dikatakan Presiden: 'mereka mencari demokrasi dan saya pikir kebanyakan orang menginginkan demokrasi',” lanjutnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini