Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris Independen PT Bank Central Asia Tbk. Cyrillus Harinowo berpendapat bahwa perang dagang masih memberi peluang terhadap peningkatan ekspor serta penyaluran kredit perbankan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2019, penyaluran kredit kepada beberapa sektor unggulan terpantau melambat.
Pertumbuhan secara tahunan (year-on-year/yoy) industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta agrikultur turun 200 basis poin (bps) hingga 380 bps dibandingkan dengan capaian Juni 2018.
Pada tahun lalu ketiga sektor yang berkontribusi sebesar 41,4% terhadap total portofolio kredit itu tumbuh dua digit. Sejak triwulan pertama tahun ini, ketiganya kompak tumbuh kurang dari 10%.
Harinowo menyampaikan perang dagang membuat beberapa kesempatan ekspor. Akan tetapi kondisi ini juga menciptakan peluang baru yang membuat ekspor serta permintaan kreditnya tetap meningkat.
"Sektor-sektor ekonomi unggulan masih tumbuh cukup baik Beberapa tahun terakhir. Tahun ini optimismenya semakin besar. Saya rasa perang dagang tidak akan terlalu berdampak pada Indonesia," katanya, Senin (9/9/2019).
Dia mencontohkan, beberapa industri tekstil ada yang terpukul akibat penyusutan pasar karena perang dagang, sehingga menyebabkan fasilitas kredit yang diterimanya mengalami gangguan.
Namun, lanjutnya, tak sedikit juga pelaku usaha tekstil yang memperoleh rezeki limpahan permintaan dari Amerika Serikat, dan membuat ekspor tekstil Indonesia mengalami peningkatan.
"Jadi, yang ekspornya berupa garmen ke AS dan Eropa ini yang mengalami pertumbuhan yang bagus," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel