Menteri Lingkungan Jepang Sarankan Air Radioaktif Fukushima Dibuang ke Samudra Pasifik

Bisnis.com,11 Sep 2019, 12:49 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Reaktor nuklir Fukushima di Jepang/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Lingkungan Jepang Yoshiaki Harada mengatakan bahwa perusahaan listrik Jepang Tokyo Electric Power (Tepco) harus membuang air radioaktif dari bekas pembangkit listrik tenaga nuklir Fukhusima ke Samudra Pasifik.

Hal ini perlu dilakukan karena tempat penyimpanan air radioaktif tersebut hampir penuh.

Tepco telah mengumpulkan lebih dari 1 juta ton air yang terkontaminasi radioaktif dari pipa pendingin yang digunakan untuk menjaga agar inti bahan bakar tidak meleleh sejak pembangkit itu lumpuh akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011.

"Satu-satunya pilihan adalah mengalirkannya ke laut dan mencairkannya," kata Harada, dikutip dari Reuters, Rabu (11/9/2019).

"Pemerintah akan membahas ini, tetapi saya ingin menawarkan pendapat sederhana saya," katanya.

Fasilitas penyimpanan air radioaktif disebut akan kehabisan ruang pada 2022. Harada tidak menyebutkan berapa banyak air yang perlu dibuang ke laut.

Hingga saat ini, pemerintah Jepang sedang menunggu laporan dari panel ahli sebelum membuat keputusan akhir mengenai cara membuang air radioaktif.

Sementara itu, sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga, dalam jumpa pers terpisah, menyebut komentar Harada sebagai pendapat pribadinya.

Adapun Tepco menyatakan tidak dalam posisi untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Namun mereka berkomitmen akan mengikuti kebijakan begitu pemerintah membuat keputusan.

Isu pembuangan limbah air Fukushima ke laut selalu memicu kemarahan negara tetangga Jepang, seperti Korea Selatan. Bulan lalu, Korea Selatan sempat memanggil pejabat senior kedutaan Jepang untuk menjelaskan bagaimana langkah Jepang menangani air Fukushima.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menyatakan pihaknya telah meminta Jepang untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan hati-hati tentang masalah ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini