BTPN Mulai Sesuaikan Tingkat Bunga

Bisnis.com,11 Sep 2019, 18:38 WIB
Penulis: Ipak Ayu H Nurcaya
Pekerja membersihkan logo PT Bank BTPN Tbk, di Jakarta, Kamis (2/11/2017)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. mulai melakukan penyesuaian tingkat bunga setelah Bank Indonesia (BI) melakukan penurunan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) hingga saat ini.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan dalam menyesuaikan penurunan, perseroan dan industri perbankan secara keseluruhan umumnya membutuhkan waktu. Meski baru menurunkan suku bunga dana, perseroan berharap ke depan dapat melakukan penurunan bunga kredit.

"Bunga deposito sudah turun 25 bps, mudah-mudahan diikuti dengan bunga kredit," ucapnya, Rabu (11/9/2019).

Adapun deposito bagi merger dengan Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada Februari 2019, mengambil porsi sekitar 80 persen dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan.

Alhasil, strategi penghimpunan dana non konvensional akan menjadi strategi BTPN agar memiliki komposisi sumber dana yang seimbang. Namun, perseroan masih belum membeberkan waktu pasti akan dilakukan penerbitan obligasi dan pendanaan bilateral pada tahun ini.

Prinsip BTPN adalah saat tren penurunan suku bunga terjadi, maka itu menjadi waktu yang tepat dalam merealisasikan rencana tersebut. Apalagi, akan ada surat utang perseroan yang jatuh tempo dalam waktu dekat ini. Namun, kondisi pasar juga menjadi pertimbangan utama.

Ongki mengemukakan prinsipnya, tahun ini, pihaknya akan fokus menjaga stabilisasi dan integrasi dalam mengembangkan bisnis utama BTPN yakni korporasi, ritel, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kami akan bangun sinergi korporasi dan ritel dengan digital, meski peningkatan kredit akan tergantung dengan permintaan yang sampai hari ini belum terlihat peningkatan," tuturnya.

Sementara itu, total penyaluran kredit BTPN berhasil tumbuh 112 persen secara year-on-year (yoy) pada semester I/2019, menjadi Rp143,4 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp67,7 triliun. Pencapaian penyaluran kredit diimbangi dengan perolehan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) di level 0,8 persen gross.

Penghimpunan dana juga mampu naik 87 persen yoy menjadi Rp150 triliun. Ongki mengakui laju pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibanding pendanaan mengerek rasio likiduitas, baik Loan-to-Funding Ratio (LFR) maupun Loan-to-Deposit Ratio (LDR).

Namun, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih terjaga di level 23,3 persen, sehingga BTPN mengklaim masih sangat kuat untuk menopang target pertumbuhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini