Kurangi Sampah Plastik Di Laut, Perlu Ada Perubahan Pola Pikir

Bisnis.com,12 Sep 2019, 15:54 WIB
Penulis: Yudi Supriyanto
Pekerja membersihkan sampah yang terbawa arus di kawasan pesisir Muara Baru, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Sampah-sampah yang sulit terurai seperti botol dan kemasan plastik masih menjadi salah satu masalah besar di Jakarta./Antara-Aprillio Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah plastik di laut terbesar di dunia. Sebagai bagian menurunkan kontribusi tersebut, Kementerian Perhubungan melakukan kegiatan bersih-bersih laut dan pantai.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap, peringkat Indonesia sebagai penghasil sampah di laut kedua di dunia dapat turun dengan kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub.

“Tujuan kegiatan ini utama kegiatan ini bukan hanya memecahkan rekor MURI saja, melainkan juga diharapkan dapat menurunkan peringkat Indonesia sebagai penghasil sampah di laut kedua di dunia,” kata Budi dalam siaran pers, Kamis (12/9/2019).

Dia menjelaskan, sudah saatnya juga terdapat perubahan pola pikir guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di laut.

Masyarakat, paparnya, tidak boleh lagi memandang laut sebagai halaman belakang Indonesia. Sudah waktunya laut menjadi halaman depan Indonesia.

“Jadi ini komitmen dari masyarakat laut Indonesia untuk membersihkan laut yang bisa memberikan inspirasi bagi kita dan wisatawan yang datang ke Indonesia,” katanya.

Dia menambahkan, pihaknya berencana membuat SOP yang dapat mencegah kapal-kapal berlayar membuang sampah-sampa yang dihasilkannya ke laut.

Sebagai informasi, kegiatan bersih-bersih ini dilakukan serentak di 260 Pelabuhan se-Indonesia dan telah memecahkan rekor MURI.

Kegiatan ini sebagai bagian rangkaian acara Hari Perhubungan Nasional Tahun 2019. Harapannya, jumlah sampah plastik di laut Indonesia dapat berkurang hingga 70 persen pada  2025.

Adapun total peserta mencapai 100.000 orang di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini