Lanjutkan Koreksi, IHSG Parkir di Zona Merah

Bisnis.com,13 Sep 2019, 18:05 WIB
Penulis: Dwi Nicken Tari
Karyawan memantau pergerakan Indeks harga saham gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan manajer investasi, di Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan dan parkir di zona merah pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,11% ke level 6.334 pada penutupan perdagangan Jumat (13/9/2019). Selama sepekan, indeks tumbuh 0,41%.

Sebanyak enam sektor ditutup melemah yang dipimpin oleh sektor tambang serta sektor industri dasar dan kimia, masing-masing turun 2,10% dan 0,73%.

Sementara empat sektor lainnya ditutup menguat dipimpin oleh sektor pertanian dan sektor keuangan yang masing-masing naik 0,96% dan 0,32%.

Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp135,13 miliar sepanjang hari perdagangan. Sejak awal tahun, investor asing masih mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp56,80 triliun.

Adapun, saham UNVR, BBRI, dan TOWR tampil sebagai top leader yang menggerakkan IHSG dan saham TPIA, ICBP, EMTK menjadi top laggard.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, saham-saham pertambangan—khususnya emiten produsen batubara dan tambang logam—yang menjadi penekan utama IHSG melemah akibat harga komoditasnya terkoreksi.

“Investor terlihat swing kesaham-saham produsen CPO yang mana indeks sektor pertanian menguat 0,97%, naik hampir 1%, dan mampu menahan aksi jual investor,” tulis Lanjar dalam riset hariannya, Jumat (13/9/2019).

Adapun, IHSG tampaknya tak ikut reli bersama bursa lainnya di kawasan Asia. Terpantau indeks dari Jepang yaitu indeks Nikkei dan indeks Topix masing-masing menguat 1,05% dan 0,93%. Begitu pula indeks di China, yaitu indeks HangSeng dan indeks Shanghai naik masing-masing 0,98% dan 1,08% pada akhir perdagangan pekan ini.

Penguatan bursa di Asia, kata Lanjar, mengikuti kenaikan ekuitas berjangka di AS. Pasar saham global mengalami kenaikan secara mingguan untuk ketiga kalinya berkat berkurangnya kekhawatiran perang dagang AS—China dan investor mulai mencermati stimulus baru yang akan diberikan bank sentral.

Bank Sentral AS (Federal Reserve) dijadwalkan rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan depan yang diharapkan pelaku pasar bakal berakhir dengan pemangkasan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini