Astra Infra-CPPIB Tawar Saham Khazanah Nasional di Lintas Marga Sedaya Senilai US$500 Juta

Bisnis.com,14 Sep 2019, 13:07 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Kendaraan pemudik memadati pintu gerbang tol Cipali, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Arus mudik di gerbang tol Cipali pada H-6 terpantau padat./ANTARA FOTO-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA -- BUMN Malaysia Khazanah Nasional Bhd. menerima penawaran senilai US$500 juta untuk menjual sahamnya di PT Lintas Marga Sedaya, perusahaan pemilik konsesi jalan tol Cikopo-Palimanan.
 
Bloomberg melaporkan Jumat (13/9/2019), sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan Astra Infra bermitra dengan Canada Pension Plant Investment Board (CPPIB) untuk mengajukan tawaran tersebut. Adapun pihak Khazanah dijadwalkan menggelar pertemuan untuk membahas apakah akan menyetujui atau menolak penawaran itu, kemarin.
 
Saat ini, Khazanah menguasai 55 persen saham Lintas Marga Sedaya (LMS), melalui anak usahanya yaitu UEM Group Bhd. Sementara itu, Astra Infra, anak usaha PT Astra International Tbk., menggenggam 45 persen sisa saham LMS. 
 
Baik Khazanah maupun LMS, Astra Infra, UEM Group, dan CPPIB menolak berkomentar.
 
Berdasarkan catatan Bisnis, pada Juli 2019, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan sedang berkoordinasi dengan Lembaga Lebuhraya Malaysia (Malaysian Highway Authority) terkait komitmen investasi perusahaan jalan tol Negeri Jiran di Indonesia. Hal ini menyusul kabar kemungkinan Pemerintah Malaysia menarik investasi di luar negeri, termasuk di Indonesia.
 
Selain UEM Group yang memiliki saham di LMS, perusahaan Malaysia lainnya yang berinvestasi di jalan tol Indonesia adalah CMS Works International Limited. Perusahaan tersebut berpartisipasi di PT Jasamarga Cengkareng Kunciran dengan porsi saham sebesar 21 persen.
 
Ihwal rencana divestasi aset di luar negeri sudah tersiar sejak awal Maret 2019. Sebagaimana dilansir dari Reuters, perusahaan induk investasi Pemerintah Malaysia, Khazanah Nasional mengumumkan pembagian aset sebanyak US$33 miliar menjadi aset komersial dan aset strategis. Sebanyak 70 persen aset komersial bisa dilepas baik dalam jumlah penuh maupun sebagian.
 
Perubahan ini terjadi saat Perdana Menteri Mahathir Mohammad berupaya menarik banyak uang untuk menutupi defisit akibat skandal 1Malaysia Development Bhd (1MDB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini