Persiapan pasca-Brexit, Inggris Kejar Kesepakatan Dagang dengan Selandia Baru

Bisnis.com,16 Sep 2019, 15:13 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Ilustrasi brexit/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Inggris Liz Truss mengatakan pada Senin (16/9/2019) bahwa mencapai kesepakatan perdagangan dengan Selandia Baru menjadi prioritas di tengah upaya untuk menyusun perjanjian pasca-Brexit.

Gejolak politik di Inggris telah menimbulkan ketidakpastian atas keluarnya dari Uni Eropa. Dengan keraguan hubungan perdagangan di masa depan, para pejabat Inggris telah bekerja untuk meminimalkan dampak Brexit pada mitra dagang non-UE.

Dilansir Reuters, Truss tiba di Selandia Baru pada hari Senin, sebagai bagian dari tur tiga negara bertujuan mempersiapkan negosiasi perdagangan setelah Brexit. Selain Selandia Baru, Truss juga berencana mengunjungi Australia dan Jepang.

"Kami akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan dan sebagai bagian dari agenda itu, penting bagi kami untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang jauh lebih luas," kata Truss di Wellington, menjelang pembicaraan menteri Perdagangan Selandia Baru David Parker.

"Mencapai kesepakatan perdagangan bebas dengan Selandia Baru adalah prioritas yang sangat penting bagi Inggris. Ini merupakan salah satu kesepakatan perdagangan pertama yang kami harapkan," lanjutnya, seperti dikutip Reuters, Senin (16/9/2019).

Perdagangan dua arah antara Selandia Baru dan Inggris bernilai sekitar NZ$6 miliar (US$3,83 miliar), berdasarkan data dari Selandia. Data resmi menunjukkan Selandia Baru adalah mitra dagang terbesar ke-43 Inggris pada tahun 2017.

Truss mengatakan Inggris hampir siap untuk memulai negosiasi dengan Selandia Baru dan kunjungannya adalah untuk mengatur jadwal perjanjian serta bidang-bidang utama yang akan dibahas.

David Parker mengatakan dia ingin menemukan solusi yang tidak merugikan pedagang Selandia Baru sebagai akibat dari Brexit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sutarno
Terkini