Pemerintah Harus Waspadai Tren Peningkatan Harga Minyak

Bisnis.com,17 Sep 2019, 11:44 WIB
Penulis: Muhamad Wildan
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA–Tren peningkatan harga minyak akibat penyerangan dua kilang minyak perlu diwaspadai oleh pemerintah.

Pasalnya, sebagian suplai minyak Indonesia bersumber dari Arab Saudi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa serangan terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco menimbulkan disrupsi atas harga minyak.

"Disrupsi ini akan menimbulan kenaikan harga dan sudah terlihat dari harga minyak sekarang meningkat hanya waktu sehari. Kita akan lihat apakah dampaknya akan permanen atau hanya sebatas singkat," ujar Sri Mulyani, Senin (16/9/2019).

Sri Mulyani mengatakan saat ini pemerintah sedang melihat seberapa mampu Arab Saudi menyuplai permintaan minyak global menggunakan cadangan minyak yang mereka miliki.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan hal ini juga akan menimbulkan deviasi dari perkiraan neraca dagang yang telah diproyeksikan oleh pemerintah.

Meski demikian, dengan adanya B20 Suahasil mengatakan dampak dari peningkatan harga minyak tidak akan terlalu signifikan.

"Kita yakin tuh 20% kita enggak perlu impor solar murni, tapi kemudian harga akan meningkat. Jadi kita perhatikan saja defisit kita nanti," ujar Suahasil, Senin (16/9/2019).

Di lain pihak, Direktur Eksekutif Core Mohammad Faisal mengatakan Indonesia akan mengalami pelebaran defisit neraca dagang karena bagaimanapun Indonesia merupakan net importir migas.

Namun, Faisal meyakini kenaikan harga minyak tidak akan berlangsung lama mengingat permintaan global atas minyak juga cenderung melambat.

Meski demikian, perlu dicatat pula bahwa harga minyak sangat bergantung pada faktor geopolitik sehingga harga minyak bisa sewaktu-waktu mempengaruhi suplai.

"Walau demand lemah, tapi kalau suplai tiba-tiba ada gangguan bisa jadi harga akan naik ditengah pelemahan demand, dan ini tentu akan memperburuk perekonomian dunia, khususnya negara-negara net importir minyak seperti Indonesia," ujar Faisal, Senin (16/9/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini