Bursa Asia Terombang-ambing, IHSG Makin Melemah pada Akhir Sesi I

Bisnis.com,19 Sep 2019, 12:57 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di BEI, Jakarta, Selasa (11/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahannya hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (19/9/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,40 persen atau 25,11 poin ke level 6.251,52 pada jeda siang, setelah dibuka dengan pelemahan 0,04 persen atau 2,45 poin ke level 6.274,18.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.245,73 – 6.282,06. Adapun pada perdagangan Rabu (18/9), IHSG ditutup menguat 0,64 persen atau 39,94 poin ke level 6.276,63.

Delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah siang ini, dipimpin sektor aneka industri yang merosot 1,19 persen, disusul sektor industri dasar yang melemah 0,93 persen. Di sisi lain, sektor properti menguat 0,18 persen.

Sebanyak 140 saham menguat, 225 saham melemah, dan 288 saham stagnan dari 653 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 1,49 persen dan 0,94 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

Sementara itu, bursa saham lainnya di Asia cenderung bergerak variatif, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 masing-masing menguat 0,68 persen dan 0,54 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 1,31 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite terpantau stagnan, sedangkan indeks CSI 300 menguat 0,01 persen. Sementar itu, indeks Kospi menguat 0,25 persen.

Dilansir Reuters, bursa Asia terombang-ambing setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, tetapi mengisyaratkan akan menahan kebijakan moneter lebih lama lagi.

Gubernurn The Fed Jerome Powell mengambil pendekatan yang hati-hati untuk setiap pengurangan lebih lanjut dalam suku bunga, sementara perbedaan sikap di antara bank sentral telah meningkatkan ketidakpastian tentang seberapa jauh suku bunga lebih lanjut akan turun.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah melonggarkan kebijakan untuk melawan risiko inflasi dan resesi. Kebijakan moneter yang lebih mudah umumnya mendukung ekuitas.

"Ini adalah positif kecil untuk harga saham selama tidak ada resesi," kata Shane Oliver, kepala analis investasi dan ekonom di AMP Capital Investors.

"Satu-satunya masalah adalah pemangkasan 25 basis poin sudah diperkirakan dan komentar serta rencana pelonggaran lebih lanjut tidak seperti yang diperkirakan oleh pasar. Saya pikir the Fed harus melakukan pemangkasan lagi. Masih ada sejumlah risiko," lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 melemah 0,77 persen ke level 544,06 pada akhir sesi I, sedangkan Jakarta Islamic Index juga melemah 0,88 persen atau 6,15 poin ke level 694,02.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini