Bank Mantap Ungkap Strategi Jaga Rasio NPL Meski Ambil Pasar Pensiunan

Bisnis.com,23 Sep 2019, 07:45 WIB
Penulis: Lalu Rahadian
Dirut Bank Mantap Josephus K Triprakoso (kanan) menunjukkan plakat penghargaan bersama Direktur Produksi & Pemberitaan PT Jurnalindo Aksara Grafika Arif Budisusilo/Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) ungkap strategi mereka sehingga dapat menjaga rasio pembiayaan yang sehat dan berujung pada rendahnya rasio non performing loan (NPL) mereka.

Menurut Direktur Bank Mantap Paulus Endra Suyatna, selama ini perusahaannya selalu mengedepankan perhitungan risiko sebelum menyalurkan pembiayaan. Salah satu perhitungan yang dilakukan terkait kesehatan calon debitur.

Jika calon debitur saat mengajukan pinjaman sedang sakit, maka Bank Mantap akan memperhitungkan risiko dengan masak sebelum memberikan pembiayaan ke orang terkait. Namun, hal sebaliknya dilakukan apabila calon debitur memiliki kesehatan yang baik meski sudah lanjut usia.

“Kami usahakan memang kalau memberi pinjaman pada yang membutuhkan dan orangnya dalam keadaan sehat. Mengenai persyaratan umum segala macam juga jangan sampai lewat, kemudian yang terpenting ketika diberi pinjaman dalam kondisi sehat, nah itu biasanya aman,” ujar Endra usai menghadiri Malam Anugerah Bisnis Indonesia Finance Award 2019, Jakarta, Jumat (20/9).

Sejauh ini Bank Mantap kerap menyalurkan pembiayaan kepada pensiunan dan pelaku usaha mikro dan ritel. Portofolio kredit dari para pensiunan hingga kini didominasi segmen konsumsi dan kerja.

Endra mengatakan, Bank Mantap mulai berupaya fokus memberi pelatihan kepada para pensiunan agar mengajukan kredit untuk usaha produktif alih-alih konsumsi. Menurutnya, pelatihan ini diperlukan agar para pensiunan tak hanya meminjam uang ke Bank Mantap untuk konsumsi semata.

Dalam menyalurkan pembiayaan, Bank Mantap memasang batas umur bagi calon debitur yakni 75 tahun. Anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ini memang fokus mengambil pangsa pasar pensiunan sejak didirikan 4 tahun lalu.

“Kalau dulu kan perusahaan kasih pinjaman hanya memberi [pembiayaan] terus pelatihan. Kalau kami nggak. Pelatihan terus dimentoring kemudian kalau ada hasilnya dihubungkan kepada perusahaan yang lebih besar atau mentor yang ambil sehingga mereka [debitur] tak kesulitan [memasarkan produk dan jasa],” ujarnya

Hingga akhir Juni 2019 Bank Mantap tercatat memiliki aset senilai Rp24,74 triliun. Nilai aset ini melonjak 49% secara yoy.

Peningkatan nilai aset Bank Mantap ditopang pertumbuhan kredit yang disalurkan pada periode tersebut. Hingga akhir paruh pertama 2019, Bank Mantap sudah menyalurkan pembiayaan senilai Rp17,82 triliun atau tumbuh 28% yoy.

Sementara, total kredit bermasalah Bank Mantap terbilang rendah karena hanya ada di rasio 0,70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini