Bisnis.com, JAKARTA – Bank papan atas atau bank umum kelompok usaha (BUKU) IV mengalami kelebihan dana di tengah pengetatan likuiditas. Mereka pun memilih memarkir dana di surat berharga di tengah perlambatan penyaluran kredit, salah satunya adalah PT Bank Central Asia Tbk.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa surat berharga menjadi alternatif penempatan dana selama permintaan kredit masih lesu.
“Ya surat berharga jadi alternatif penempatan dana selama belum ada kredit yang layak diberikan,” ujar Jahja kepada Bisnis, pekan lalu.
Pernyataan Jahja diperjelas oleh Corporate Secretary BCA Raymond Yonarto. Menurutnya, hingga saat ini BCA berupaya menjaga posisi likuiditas tetap memadai.
Raymond menyinggung masih terjaganya rasio penyaluran dana terhadap kredit (loan-to-deposit ratio/LDR) perseroan hingga awal semester II/2019. Hingga Juli 2019 bank milik kelompok usaha Djarum itu memiliki LDR sebesar 79%, jauh di bawah rata-rata industri sekitar 93 persen-94 persen.
“Sebagai informasi, pada bank BUKU 4, penempatan pada surat berharga meningkat 11%, namun ini lebih disebabkan karena di 2019 ada bank baru masuk ke BUKU 4 sementara tahun sebelumnya masih di BUKU 3. BCA akan tetap menjaga posisi likuiditas yang memadai. LDR BCA per Juli 2019 sekitar 79%,” ujar Raymond kepada Bisnis.
Sebagai catatan, hingga akhir semester I/2019 LDR BCA sebesar 79%. Rasio ini meningkat dibandingkan LDR semester I/2018 sebesar 77,02%. Meskipun begitu, bank swasta terbesar di Indonesia ini masih memiliki likuiditas cukup longgar untuk pembiayaan.
Hingga Juni 2019 dana pihak ketiga yang dihimpun BCA mencapai Rp673,9 triliun atau tumbuh 8,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana BUKU IV yang ditempatkan pada surat berharga naik 10,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp540,8 triliun. Penempatan tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya, karena kenaikan pada rentang 3,8% yoy hingga 5,3% yoy. Bahkan, pada Januari dan Februari dana BUKU IV pada surat berharga terkoreksi negatif.
Penempatan dana pada surat berharga itu tumbuh menguat di tengah perlambatan pertumbuhan kredit BUKU IV secara tahunan. Per Juni 2019, fungsi intermediasi bank bermodal paling jumbo ini naik 16,6% yoy, sedangkan dua bulan sebelumnya, masing-masing tumbuh 18,1% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel