Drone Emprit Ungkap Analisis di Balik Tagar #GejayanMemanggil dan #TurunkanJokowi

Bisnis.com,24 Sep 2019, 11:57 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Demonstrasi mahasiswa masih berlangsung hingga malam hari di depan Gedung DPR RI./Bisnis-Rayful Mudassir

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengamat "Drone Emprit" Ismail Fahmi menganalisis pergerakan wacana di media sosial Twitter terkait aksi massa yang dilakukan mahasiswa.

Dia menuturkan tanda pagar (tagar) #GejayanMemanggil yang muncul di Yogyakarta ternyata didompleng oleh tagar yang lebih berbau politis, yaitu #TurunkanJokowi. Dari data tren 22-24 September 2019 atas kedua tagar, tampak #GejayanMemanggil lebih dahulu muncul dengan volume yang tinggi.

"Tagar #TurunkanJokowi baru muncul pada Senin (23/9/2019) pukul 11.00 WIB, dan  tiba-tiba naik pesat pukul 21.00 WIB. Menjelang tengah malam," ujar Ismail ketika dikonfirmasi Bisnis, Selasa (24/9).

Meski muncul pada waktu yang hampir bersamaan, peta persebaran pasukan media sosial (buzzer) yang menggaungkan #TurunkanJokowi terdiri dari klaster besar yang berbeda dengan akun penggerak #GejayanMemanggil.

Menurut analisis Ismail, lima influencer teratas (Top 5) untuk tagar #TurunkanJokowi adalah @candraidw_md, @opposite6890, @localhost911, @do_ra_dong, dan @aisyadiaa.

Dia mengatakan untuk melihat jelas apakah #TurunkanJokowi bikinan mahasiswa, bisa dilihat dari SNA perbandingan tagar tersebut dengan #GejayanMemanggil.

"Ternyata ada dua klaster besar. Tagar #TurunkanJokowi ternyata bukan bagian dari mereka yang mengangkat #GejayanMemanggil. Seperti buatan oposisi [pemerintah]," ungkap Ismail.

Peneliti Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi, dan Sosial (LP3ES) itu juga memfokuskan analisis atau zooming terhadap dua tagar tersebut. Hasilnya, di antara kedua klaster tampak relasi yang kuat. Hal ini menandakan dukungan oposisi yang besar kepada gerakan mahasiswa #GejayanMemanggil.

Namun, ketika buzzer kelompok oposisi ternyata juga punya tagar baru #TurunkanJokowi, akun mahasiswa tidak mengamplifikasi tagar tersebut.

"Gerakan mahasiswa seperti ini bakal mudah disusupi. Narasi baru di luar tuntutan mahasiswa bisa muncul baik di media sosial atau saat orasi di lapangan. Mahasiswa perlu waspada, cerdas, dan tetap damai. Drone Emprit mencoba untuk mengawal dengan analisis big data," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Margrit
Terkini