Konferensi Perubahan Iklim, Indonesia Tuntut Transfer Teknologi Energi Terbarukan

Bisnis.com,24 Sep 2019, 09:40 WIB
Penulis: Anggara Pernando
Pembangkit listrik tenaga bayu./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA Indonesia dalam Climate Action Summit di New York, Amerika Serikat, meminta negara yang memiliki teknologi maju dan efisien dalam energi terbarukan untuk membuka akses.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebutkan energi baru dan terbarukan (EBT) merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Untuk mempercepat penggunaan teknologi EBT ini, negara yang memiliki teknologi paling efisien harus bersedia mendistribusikan pengetahuannya.

“Kami mendorong peningkatan dukungan pendanaan dan transfer teknologi serta energi terbarukan yang terjangkau dan dapat diakses,” kata Jusuf Kalla dalam pernyataan resminya, Selasa (24/9/2019).

Selain itu, Jusuf Kalla mengingatkan seluruh negara peserta konferensi berupaya merealisasikan Perjanjian Paris untuk perubahan iklim secara bersama-sama.

"Keberhasilan implementasi Perjanjian Paris tidak bergantung pada individu namun pada upaya kolektif. Kami mengundang mitra internasional untuk bergabung dalam BLU [Badan Layanan Umum] Dana Lingkungan," katanya.

Wapres melanjutkan, Indonesia tengah mengungkapkan program transisi energi. Pemerintah telah menghapus subsidi bahan bakar fosil, kewajiban biodiesel, dan membangun kilang bahan bakar hijau.

"Indonesia akan membentuk sebuah fasilitas khusus pendanaan lingkungan untuk memfasilitasi pendanaan iklim dan mendukung program lingkungan lainnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini