Aksi Demonstrasi, BI Berharap Aliran Modal Kembali Masuk

Bisnis.com,25 Sep 2019, 08:22 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Mahasiswa bentrok dengan aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, (24/9). Bentrokan terjadi saat polisi berusaha membubarkan aksi mahasiswa yang menolak revisi sejumlah Undang-undang yang diusulkan DPR./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia berharap demonstrasi yang terjadi sepanjang Senin-Selasa (23-24/9/2019) tidak berlarut-larut meskipun bank sentral belum bisa memastikan adanya pelarian modal terkait dengan sejumlah aksi tersebut.

Direktur Eksekutif Departrmen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko membenarkan adanya rush money atau penarikan uang besar-besaran di pasar saham. Dia pun berharap kondisi tersebut tidak berlarut-larut sehingga berimbas pada pelarian modal.

"Kami sedang meneliti dan mudah-mudahan [aliran modal] bisa kembali lagi," ujar Onny kepada Bisnis, Selasa (24/9/2019).

Menurut Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, capital outflow atau aliran modal keluar tidak sepenuhnya karena kondisi demonstrasi di DPR/MPR. 

Meskipun ada indikasi kecemasan pelaku pasar dan investor asing, sambungnya, aksi demonstrasi bukan faktor utama terjadinya capital outflow yang hampir mencapai Rp1 triliun. "Ini sifatnya sementara bukan jangka panjang," tuturnya.

Namun, tutur Josua, dalam hal ini investor perlu ada kepastian hukum, khususnya terkait dengan sejumlah rancangan undang-undang yang dibahas antara pemerintah dan DPR. "Beberapa RUU apakah mengganggu investasi pengaruh investor, maka saya kira ini sementara saja," tuturnya.

Selain itu, Josua menambahkan, ada faktor regional yang mempengaruhi capital outflow seperti pelemahan nilai tukar dan pasar modal. Bisnis mencatat, investor asing membukukan aksi jual bersih atau net sell  sebesar Rp773,35 miliar di pasar modal.

Dalam tahun berjalan, Bank Indonesia mencatat aliran modal masuk atau capital inflow sampai 19 September 2019 tercatat Rp189,9 triliun. Nilai tersebut terdiri dari surat berharga negara sebesar Rp130,9 triliun, saham sebesar Rp56,8 triliun, dan obligasi korporasi sebesar Rp2,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendri Tri Widi Asworo
Terkini