AP II Segera Resmikan KSP untuk Tiga Bandara

Bisnis.com,26 Sep 2019, 12:38 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Petugas bandara memandu pesawat udara setelah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Kamis (24/1/2019). Data PT Angkasa Pura II, sejak kenaikan harga tiket dan pemberlakuan bagasi berbayar, jumlah penumpang pesawat udara di bandara tersebut berkurang hingga 3.000 orang per hari, bahkan 467 penerbangan dibatalkan sejak tanggal 1 hingga 21 Januari 2019 akibat sepi penumpang. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Bisnis.com, JAKARTA — PT Angkasa Pura II (Persero) dalam waktu dekat akan mengoperasikan tiga bandara yang terletak di Tanjung Pandan, Bengkulu, dan Lampung, melalui skema kerja sama pemanfaatan aset barang milik negara.

VP of Corporate Communication Angkasa Pura (AP) II Yado Yarismano mengatakan ketiga bandara tersebut adalah HAS Hanandjoeddin (Tanjung Pandan, Belitung), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), dan Radin Inten II (Lampung). Adapun, saat ini ketiga bandara tersebut masih dibawah pengelolaan Kementerian Perhubungan. 

Ketiga bandara tersebut, lanjutnya, merupakan aset negara sehingga pengalihan pengelolaan ke perseroan juga memerlukan persetujuan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

“Pembahasan telah dilakukan dengan melibatkan Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan pihak lain yang tergabung di dalam Tim Kerja Sama Pemanfaatan. Proses pengalihan pengelolaan bandara-bandara berlangsung lancar," kata Yado dalam siaran pers, Kamis (26/9/2019).

Dia menargetkan pada tahun ini, pengelola bandara di wilayah Indonesia bagian barat tersebut resmi menjadi pengelola Bandara HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Fatmawati Soekarno di Bengkulu, dan Radin Inten II di Lampung. Adapun, pola KSP menjadikan optimalisasi bandara bisa dilakukan tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pihaknya menyebut belanja modal dan biaya operasional tiga bandara berasal dari AP II sehingga APBN bisa dialokasikan untuk hal lain. Pemerintah juga akan mendapat pendapatan tetap, pembagian keuntungan, penambahan aset baru serta tetap memiliki aset eksisting bandara tersebut.

Sementara itu, pihaknya sudah memiliki rencana investasi senilai Rp1,5 triliun untuk 30 tahun ke depan di tiga bandara itu. Investasi tersebut untuk pengembangan di Bandara HAS Hanandjoeddin, yakni antara lain pembangunan terminal baru dan perluasan terminal eksisting berkapasitas maksimal 6 juta penumpang hingga 30 tahun mendatang.

Untuk Bandara Radin Inten II (Lampung), pengembangan antara lain dilakukan di sisi udara yaitu untuk penebalan (overlay) runway secara berkala serta pembangunan dan rehabilitasi fasilitas bandara. Pengembangan di Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu), yakni pembangunan terminal baru dalam dua tahap guna mengantisipasi pergerakan 5,6 juta penumpang dalam 30 tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini