Jurnalis Indonesia Tertembak Peluru Karet di Hong Kong Dalam Kondisi Stabil

Bisnis.com,29 Sep 2019, 22:16 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Perempuan yang diduga wartawan asal Indonesia, Veby Mega Indah (tengah), mendapat perawatan medis setelah areal dekat matanya kena peluru karet. Veby terluka saat meliput aksi unjuk rasa di Wan Chai, Hong Kong, Minggu (29/9/2019)./Antara^Twitter@yukisuet1

Bisnis.com, JAKARTA – Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong Ricky Suhendar mengatakan Veby Mega, WNI yang tertembak peluru karet saat meliput demo di Hong Kong, dalam kondisi stabil.

"Ibu Veby dalam kondisi stabil dan saat ini sudah dipindahkan dari ruang intensif opthamology setelah dijahit kelopak matanya yang sobek ke ruangan biasa untuk istirahat. Besok akan dilakukan observasi lanjutan," ujar Ricky melalui keterangan tertulisnya, Minggu (29/9/2019).

Dia menjelaskan berdasarkan pemeriksaan dokter, Veby dinyatakan tidak perlu menjalani operasi. Namun, korban tetap memerlukan perawatan lanjutan.

"Berdasarkan keterangan Ibu Veby, yang bersangkutan saat kejadian sedang meliput aksi demonstrasi dan terkena peluru karet yang bouncing," tuturnya.

Untuk lebih lanjut, kata Ricky, KJRI Hong Kong akan terus memantau kondisi Veby dan memberikan bantuan yang diperlukan.

Veby Mega yang berprofesi sebagai jurnalis tertembak peluru karet di dekat mata ketika meliput aksi demonstrasi di Wan Chai, Hong Kong, pada Minggu (29/9/2019).

KJRI Hong Kong telah melakukan komunikasi dengan otoritas Hong Kong mengenai kronologis kejadian. Atas insiden ini, pihak KJRI juga meminta otoritas Hong Kong melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Akun Twitter @yukisuet1 mengunggah foto seorang perempuan yang di dalam keterangannya disebut reporter asal Indonesia, tertembak di mata kanannya. Dalam foto kartu pers Veby yang juga turut diunggah menunjukkan bahwa Veby merupakan wartawan di Hong Kong News Suara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini