Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2019 Berpeluang Inflasi Tipis

Bisnis.com,30 Sep 2019, 14:33 WIB
Penulis: Lorenzo Anugrah Mahardhika
Presiden Joko Widodo blusukan ke Pasar Kranggan, di Yogyakarta, Rabu (25/7/2018)./JIBI-Desi Suryanto

Bisnis.com, JAKARTA - Proyeksi indeks harga konsumemn (IHK) pada September 2019 diperkirakan berada pada zona negatif.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan angka inflasi Indonesia pada September 2019 akan cukup rendah. Salah satu penyebabnya adalah minimnya tekanan untuk inflasi pada kuartal III.

"Bahkan [pada September] bisa terjadi deflasi. Kami memproyeksikan inflasi year-on-year pada 3,5% dan -0,15% sampai -0,2% secara month-to-month," katanya saat dihubungi pada Senin (30/9/2019).

Harga bahan makanan yang merupakan salah satu sektor pendorong inflasi terbesar pada bulan lalu mengalami peningkatan. Kendati demikian, laju kenaikan harga mengalami perlambatan yang cukup signifikan.

David melanjutkan, perlambatan kenaikan bahan pangan seperti cabai merah, bawang merah, dan bawang putih disebabkan oleh rendahnya permintaan masyarakat. Hal ini juga umum terjadi setiap tahun pada kuartal III karena minimnya peristiwa besar yang terjadi.

"Laju kenaikan berada pada kisaran 5% hingga 15%," tambah David.

Melambatnya laju inflasi juga didukung dari penguatan nilai rupiah. Selama September 2019, nilai tukar rupiah menunjukkan tren yang stabil dan cenderung menguat sebelum akhirnya terkontraksi selama beberapa hari kebelakang.

David menambahkan, laju inflasi diperkirakan akan kembali meningkat pada November-Desember 2019. Kenaikan tersebut dipicu oleh meroketnya permintaan bahan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini