Turunnya Tarif Pesawat Udara Ikut Sumbang Deflasi

Bisnis.com,01 Okt 2019, 12:52 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik menyatakan angkutan udara adalah salah satu komponen yang memberi andil pada deflasi setelah beberapa bulan lalu menyumbang inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, komponen transportasi memberi deflasi khususnya tarif angkutan udara sebesar 0,01%.

"Ini karena tidak ada libur, permintaan turun, dan ada catatan khusus deflasi angkutan udara 0,01%," pungkasnya, Selasa (1/10/2019).

Suhariyanto menambahkan, penurunan harga tiket pesawat September 2019 terjadi pada 19 kota IHK.

Secara umum, Suhariyanto menyebut adanya deflasi September 2019 tercatat sebesar 0,27%

Dia juga menyatakan secara (y-o-y), inflasi September 2019 tercatat 3,39%. Sementara itu, inflasi Tahun Kalender yakni Januari 2019-September 2019 tercatat 2,20%.

"Deflasi ini lebih disebabkan oleh penurunan harga, bukan karena penurunan daya beli," ujar Suhariyanto.

Dia menguraikan, masih ada juga sejumlah komodoti yang tercatat menyumbang inflasi. Misalnya saja; mi, nasi dan lauk-pauk, serta rokok dengan andil masing-masing 0,01%.

Beberapa sumbangan inflasi lainnya adalah perumahan sekitar 0,09%. Andil inflasi perumahan terbesar adalah sewa rumah sebesar 0,01%.

Komponen penyumbang inflasi terbesar adalah sandang dan perhiasan sebesar 0,72%. Komomponen ini memberi andil pada inflasi September sebesar 0,05%.

Adapun komoditi dalam sandang yang paling besar memberi inflasi adalah emas sebesar 0,04%. Adapun kenaikan harga emas ada di 78 kota IHK. Kenaikan tertinggi terjadi di Cirebon sebesar 10%, dan di Surakarta sebesar 9%.

Komponen penyumbang inflasi lainnya adalah pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami inflasi 0,47%. Andil pada inflasi September dari komponen ini tercatat 0,04%. Adapun biaya kuliah memberi andil inflasi terbesar yakni 0,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini