Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. optimistis kinerja perseroan pada kuartal III/2019 masih positif karena ditopang oleh fungsi intermediasi yang tumbuh dua digit.
Menurut Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, pertumbuhan kredit yang disalurkan perseroan masih ada di kisaran dua digit dengan ditopang oleh penyaluran kredit mikro yang naik 13% secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Proyeksi baik, 13% masih tumbuh [kredit] mikronya. Nanti sebentar lagi kami akan analyst meeting,” ujar Haru usai Investor Meeting di Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Pertumbuhan positif sebelumnya telah dicatatkan BRI pada semester I/2019. Berdasarkan laporan keuangan, emiten berkode BBRI ini mencatatkan pertumbuhan laba 8,19 persen yoy menjadi Rp16,16 triliun pada akhir Juni 2019.
Bank pelat merah ini juga membukukan kenaikan kredit sebesar 11,84 persen yoy menjadi Rp888,32 triliun. Sebanyak 76,72 persen kredit yang disalurkan BRI ditujukan kepada nasabah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Pada periode yang sama, BRI mampu menjaga rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di angka 2,33 persen.
Dalam kesempatan itu, Haru menyampaikan bahwa ruang penurunan suku bunga kredit kemungkinan kecil. Pasalnya, BRI terlebih dulu menurunkan suku bunga kredit sebelum Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan menjadi 5,25%, September lalu.
“Bunga kredit kami kan referensinya Fed Fund Rate dan kondisi likuiditas. Ketika itu turun kami akan sesuaikan. Tahun ini bulan Agustus atau Juli sudah kami turunkan 25 sampai 50 basis poin. Kami tunggu lagi, kalau memang ada [pemangkasan suku bunga lagi] akan kami sesuaikan,” ujarnya.
Sejak Juni 2019 bank sentral telah menurunkan suku bunga acuan dengan total mencapai 75 bps. Penurunan suku bunga acuan ini diikuti dengan melandainya suku bunga deposito sejumlah bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel