Ekspor Bumi Etam Kembali Merosot

Bisnis.com,06 Okt 2019, 20:38 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Ilustrasi. Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, BALIKPAPAN—Nilai ekspor di Bumi Etam mengalami penurunan sejalan dengan penurunan di sektor migas, pertambangan dan industri pengolahan.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor provinsi Kalimantan Timur pada Agustus 2019 mencapai US$1,28 miliar atau mengalami penurunan sebesar 9,55% dibandingkan dengan ekspor pada Juli 2019. Sementara bila dibanding Agustus 2019 mengalami penurunan sebesar 8,41%.

Secara terperinci, nilai ekspor barang migas Agustus 2019 mencapai US$ 0,15 miliar, turun 12,86 persen dibanding Juli 2019. Sementara ekspor barang non migas Agustus 2019 mencapai US$ 1,13 miliar, turun 9,09 persen dibandingkan dengan Juli 2019.

Secara kumulatif nilai ekspor Provinsi Kalimantan Timur periode Januari-Agustus 2019 mencapai US$ 10,93 miliar atau turun 9,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2018.Dari seluruh ekspor periode Januari-Agustus 2019, ekspor barang migas mencapai US$1,36 miliar atau turun 12,86% dan barang non migas mencapai US$ 9,57 miliar atau turun sebesar 9,09% dibandingkan dengan periode yang sama pada2018.

Negara tujuan ekspor migas terbesar adalah Jepang ( 66,33% ) China ( 33,66% ) Singapore ( 0,01% ) sedangkan untuk non migas adalah China ( 31,67% ),India ( 17,43% ), Taiwan ( 8,37% ), Jepang ( 8,26% ) Filipina( 8,10%).

Sementara itu membandingkan dengan nilai impor pada Agustus 2019 mencapai US$216,68 juta atau turun 10,01% dibandingkan pada Juli 2019.

Impor migas senilai US$156,90 juta. Nilai impor Bahan bakar mineral berperan dominan terhadap postur yakni 72,6% dengan total senilai US$157,25 juta. Nilai impor bahan bakar mineral tumbuh 31,4% dibandingkan pada Juli 2019 senilai US$119,67 juta.

Selain itu impor pupuk mencatatkan pertumbuhan terbesar dibandingkan bulan sebelumnya yakni US$2,90 juta diikuti bahan peledak dan barang mudah terbakar senilai US$2,47 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini