Ekspor Vietnam Diperkirakan Melemah

Bisnis.com,07 Okt 2019, 06:36 WIB
Penulis: Nirmala Aninda
Pekerja merakit mobil di pabrik Vinfast di Hai Phong, Vietnam, Jumat (14/6/2019)./Reuters-Kham

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam memperkirakan bahwa ekspor tahun ini akan tumbuh sekitar 7%-7,5% dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurut situs Bea Cukai Vietnam, sepanjang 2018 kegiatan ekspor melonjak sebesar 13,3% dari tahun sebelumnya, sedangkan pada 2017 meningkat 21,8%,

Mengutip surat kabar Hai Quan, penurunan yang tajam dari kinerja 2 tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perdagangan global.

"Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, Jepang, dan Korea Selatan, serta pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di beberapa negara mengurangi permintaan produk Vietnam," kata surat kabar itu mengutip pernyataan kementerian, seperti dilansir melalui Bloomberg, Minggu (6/10/2019).

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Tran Tuan Anh telah meminta unit provinsi kementerian untuk membantu perusahaan melakukan diversifikasi pasar ekspor guna mengatasi kesulitan dan meningkatkan pengiriman menjelang akhir 2019.

Peringatan tersebut muncul setelah ekspansi ekonomi Vietnam meningkat pada kuartal ketiga karena pertumbuhan ekspor dan manufaktur yang solid.

Kegiatan ekspor tercatat tumbuh sebesar 8,2% dalam 9 bulan pertama sepanjang tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan impor naik 8,9%.

Produk domestik bruto Vietnam secara tahunan tumbuh 7,3%  pada kuartal ketiga, dari ekspansi sebesar 6,73% pada kuartal kedua.

Adapun, data kantor statistik menunjukkan bahwa ekonomi Vietnam tumbuh 6,98% sejak Januari hingga September dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Manufaktur adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi dalam sembilan bulan pertama tahun ini, diikuti oleh sektor jasa," kata Nguyen Bich Lam, kepala Kantor Statistik Umum.

Vietnam adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang menikmati efek samping dari perang tarif antara AS dan China.

Beberapa perusahaan multinasional yang terancam oleh tarif impor Washington untuk barang yang dikirim dari China memutuskan untuk memindahkan pabrik mereka ke Vietnam.

Selain pertimbangan tarif, biaya produksi dan upah buruh di Vietnam lebih murah dari yang harus mereka bayarkan di China.

Sebagian dari perusahaan tersebut dapat memproduksi dan mengirimkan barang yang sama dari seberang perbatasan tanpa membayar tarif impor AS yang kini diberlakukan terhadap produk China senilai U$550 miliar.

Ekonomi negara sebesar US$300 miliar yang bergantung pada ekspor ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,6%-6,8% pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini