Pemerintah Gelar Lelang SUN, Pasar Obligasi Wait and See

Bisnis.com,08 Okt 2019, 08:18 WIB
Penulis: Duwi Setiya Ariyanti
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--Pilarmas Investindo Sekuritas memprediksi pasar obligasi pada perdagangan hari ini tertekan akibat lelang surat utang negara (SUN).

Dikutip dari hasil risetnya, Selasa (8/10/2019), Direktur Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pada perdagangan sebelumnya pasar obligasi telah mengalami pelemahan akibat pergerakannya yang tak bisa melewati fase resisten.

Pada perdagangan hari ini, dia menyebut pelemahan bakal semakin dalam akibat rilis cadangan devisa yang menunjukkan penyusutan dan lelang SUN.

Seperti diketahui, hari ini Pemerintah akan melelang tujuh seri SUN dengan satu seri baru. Dengan demikian, pasar dibuat menjadi tertekan agar investor bisa meminta imbal hasil lebih tinggi.

"Penguatan yang sebelumnya telah terjadi, justru malah berbalik arah menjadi pelemahan, dan berpotensi untuk melemah lebih dalam hari ini," ujarnya.

Selain itu, dia menuturkan kelanjutan negosiasi antara China-Amerika Serikat turut mempengaruhi pergerakan pasar obligasi hari ini. Terdapat sinyal dari lara pejabat China yang menyiratkan bahwa Negeri Tirai Bambu semakin enggan menyetujui kesepakatan perdagangan yang lebih luas bersama AS.

Namun, Maximilianus memperkirakan langkah pemakzulan Trump akan meredam tensi China sehingga pihak China akan melunak sambil menanti Pemilu AS. Di sisi lain, AS akan berkukuh agar bisa mendorong China setuju mengubah Undang Undangnya terkait dengan bisnis, agar pasar asing AS bisa masuk ke China.

Oleh karena itu, dia merekomendasikan agar investor melakukan wait and see serta mengikuti lelang SUN agar bisa mendapat harga obligasi murah.

"Kami merekomendasikan wait and see hari ini. Ikuti lelang, karena hal ini akan membantu mendapatkan obligasi dengan harga murah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini