China Kecam Intervensi AS soal Muslim Uighur

Bisnis.com,09 Okt 2019, 06:32 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Muslim Uighur di China/ dancingturtle.org

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan China "meminta secara tegas" agar Amerika Serikat (AS) tidak mencampuri masalah dalam negerinya  setelah Gedung Putih memasukkan daftar hitam perusahaan-perusahaan China karena  dugaan pelanggaran HAM terhadap muslim di wilayah Xinjiang.

"Kami secara tegas mendesak AS untuk segera berhenti membuat pernyataan yang tidak bertanggung jawab tentang masalah Xinjiang" dan menghentikan campur tangan dalam urusan dalam negeri China, ujar juru bicara dari kementerian luar negeri China seperti dikutip CNBC.com, Rabu (9/10/2019). 

China juga meminta AS menghapus 28 perusahaan negara itu yang ada dalam daftar hitam perdagangan.  

"China juga akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk secara tegas melindungi kepentingan China sendiri," kata juru bicara itu.

Komentar tersebut muncul setelah ketegangan antara AS dan China meningkat menjelang pembicaraan perdagangan yang sangat dinanti minggu ini.

AS pada hari Senin melarang 28 perusahaan China melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS, karena masalah hak asasi manusia.

Pemerintahan Trump juga memberlakukan pembatasan visa pada pejabat China yang diyakini bertanggung jawab atas penahanan dan pelanggaran HAM atas kelompok muslim di Xinjiang.

"Amerika Serikat menyerukan Republik Rakyat China untuk segera mengakhiri penindasannya di Xinjiang dan membebaskan semua yang ditahan secara sewenang-wenang,” menurut Kemenlu AS.

Sementara itu, pasar bersiap-siap untuk menghadapi pembalasan karena juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan tetap waspada dan China akan membalasnya.

Laporan dari China juga menyebut delegasi China akan mengurangi waktu tinggalnya di Washington untuk berunding di tengah menipisnya harapan untuk tercapai kesepakatan dagang AS-China.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini