Kapasitas Pembangkit China 1.100 GW, Indonesia masih Kalah Jauh

Bisnis.com,09 Okt 2019, 13:35 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Menteri ESDM Ignasius Jonan (tengah) bersama Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar (kiri) dan Dirut Pertamina Nicke Widyawati usai jumpa pers pengumuman pengelolaan lanjutan Blok Migas Corridor di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kapasitas terpasang listrik di Indonesia masih kalah jauh dari China yang telah mencapai 1.100 GigaWatt (GW). 

Menurutnya, hingga akhir 2019 nanti, kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia akan mencapai 69 GW menyusul konstruksi pembangkit megaproyek 35 GW yang mulai rampung. 

Meskipun masih kalah jauh, kapasitas listrik terpasang diakuinya telah mengalami peningkatan mencapai 19 GW sejak 2014. Adapun pada 2014, kapasitas listrik terpasang mencapai 50 GW. 

Sementara itu, data PLN, hingga kuartal I/2019, kapasitas pembangkit terpasang telah mencapai 58 GW sedangkan hingga akhir tahun ini diprediksi akan menjadi 69 GW, dan pada 2024 jumlahnya diprediksi akan mencapai 90 GW.

"Kapasitas terpasang listrik Tiongkok besarnya 1.100 GW itu kalau dibandingkan kapasitas terpasang akhir tahun kita mencapai 15 kali. Jumlah penduduknya empat kali dari Indonesia tetapi kapasitas terpasangnya 15 kali," katanya, Rabu (9/10/2019).

Selain kapasitas terpasang listrik Indonesia yang masih kalah jauh, dia menilai kapasitas terpasang pembangkit energi baru terbarukan juga mengalami hal serupa. Dengan 1.100 MW kapasitas total, porsi pembangkit EBT di China mencapai 300 GW. 

Sementara itu, berdasarkan data PLN, hingga kuartal I/2019 mencapai 7.218 MW. "Harapannya mulai sekarang saya sangat berharap rekan-rekan PLN lebih terbuka EBT, pikirannya tidak bisas short term minded dari tahun ke tahun, karena infrastruktur ketenagalistrikan kegiatan jangka panjang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini