Bisnis.com, JAKARTA — Rasio kredit yang belum dicairkan nasabah undisbursed loan (UL) milik PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. (AGI) stabil pada posisi sekitar 10% dibanding total pembiayaan yang diberikan hingga September 2019.
Menurut Direktur AGI Anas Latief, nilai UL bank ini ada di kisaran Rp1 triliun hingga September 2019. Kredit yang belum dicairkan ini umumnya merupakan milik korporasi.
“Kan, banyak nasabah sekarang yang wait and see, ada juga di kami [UL] tapi tak begitu besar. Sekitar 10% dari loan per September. Itu stabil dibanding tahun lalu, nggak ada tiba-tiba lonjakan begitu,” ujar Anas kepada Bisnis, Kamis (10/10/2019).
Berdasarkan laporan keuangan bulanan AGI, nilai UL per Agustus 2019 mencapai Rp1,08 triliun. Sementara pada periode yang sama total kredit yang disalurkan AGI mencapai Rp15,38 triliun.
Rasio UL terhadap total kredit AGI per Agustus hanya 7,02%. Rasio ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, saat nilai kredit tertunda terhadap penyaluran pembiayaan sebesar 3,81%.
Menurut Anas, kredit tertahan yang ada di AGI beragam sumber korporasinya. Namun, dia memastikan hal ini terjadi lantaran dipicu kondisi perekonomian global.
Dia berharap nilai UL hingga akhir tahun bisa berkurang. Namun, Anas menekankan fokus emiten berkode INPC adalah menjamin para debitur menggunakan kredit yang mereka miliki sesuai sasaran.
“Kami harap begitu [nilai kredit tertunda turun], tapi kalaupun dipakai kami harap benar-benar produktif punya. Jangan sampai dia pakai hanya untuk tujuan yang tidak produktif,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel