Serapan FAME Hingga September 2019 Mencapai 4,49 Juta KL

Bisnis.com,11 Okt 2019, 18:11 WIB
Penulis: Ni Putu Eka Wiratmini
Menteri ESDM Ignasius Jonan menuangkan bahan bakar biodisel 30% atau B30 pada kendaraan yang akan melakukan uji jalan di Halaman Kementerian ESDM, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Ni Putu Eka Wiratmini

Bisnis.com, JAKARTA — Serapan fatty acid methyl ester (FAME) untuk produksi biodiesel berkadar 20% (B20) telah mencapai 4,49 juta kiloliter (KL) hingga September 2019.

Direktur Bioenergi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Andrian Feby Misna mengatakan serapan FAME tersebut telah mencapai 67% dari alokasi hingga akhir tahun. Adapun, alokasi serapan FAME hingga akhir tahun ditarget meningkat 6,5% menjadi 6,6 juta KL dari sebelumnya 6,2 juta KL.

Peningkatan serapan ini karena adanya permintaan yang meningkat di masyarakat. Produksi FAME memang terus mengalami peningkatan seiring dengan mandatori biodiesel yang terus diperluas. 

Pada 2014 serapan FAME sebanyak 3,32 juta KL, 2015 1,62 juta KL, 2016 3,65 juta KL, 2017 3,41 juta KL, dan 2018 6,01 juta KL. Sementara itu, serapan FAME dalam negeri pada 2018 sebanyak 4,02 juta KL dengan penghematan devisa US$2,01 miliar atau Rp28,42 triliun.

Menurutnya, permintaan bahan bakar memang fluktuatif dan tidak bisa diprediksi dengan tepat. Pada awalnya, prediksi dari badan usaha BBM akan ada permintaan sekitar 6,2 juta KL, tetapi ternyata perhitungannya tidak tepat sehingga ada kenaikan permintaan di masyarakat.

"Kalau sementara sih untuk B30 sekitar 9,6 juta kiloliter," katanya, baru-baru ini.

Sementara itu, meskipun alokasi FAME terus meningkat, kebutuhan metanol sebagai campuran FAME sebagian besar masih diimpor. Kebutuhan metanol yang masih didatangkan dari luar negeri menjadi salah satu tantangan dalam mengembangkan biodiesel di Indonesia. 

Adapun kebutuhan metanol kurang lebih 0,113 kg per liter biodiesel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini