Bisnis.com, JAKARTA — Bank Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi debitur terbanyak yang masih menahan pencairan kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. hingga akhir semester I/2019.
Menurut Corporate Secretary BRI Hari Purnomo, rasio kredit tertahan milik BUMN dari total Undisbursed Loan (UL) perseroan mencapai 56 persen dari pembiayaan senilai Rp107,7 triliun hingga akhir semester I/2019.
Selain BUMN, debitur yang masih menahan pencairan kredit dari BRI adalah korporasi swasta serta pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dengan porsi masing-masing 22 persen.
“Pada umumnya, kredit yang belum ditarik lebih disebabkan plafon kredit digunakan untuk hal yang bersifat musiman, jadwal penyelesaian proyek, atau siklus bisnis. Dengan demikian, jumlah kredit yang belum ditarik tersebut dapat berkurang seiring dengan berjalannya jadwal penyelesaian proyek seperti di konstruksi atau perkebunan,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (11/10/2019).
Sementara itu, pada Agustus 2019, nilai UL perseroan meningkat hingga kisaran Rp130 triliun. Jumlah ini naik 3,37 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang senilai Rp125,75 triliun.
“Saat ini, kenaikan UL BRI juga didorong oleh kondisi perang dagang AS-China dan melemahnya pertumbuhan negara tujuan ekspor Indonesia, sehingga membuat pelaku usaha wait and see untuk berekspansi,” terang Hari.
Jika dibandingkan dengan pembiayaan BRI per Agustus 2019, rasio kredit tertunda perseroan mencapai 15,32 persen dari total kredit senilai Rp848,03 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel