Warga Pulau Marampit Nikmati Layanan Kas Keliling BI Sulut

Bisnis.com,12 Okt 2019, 10:27 WIB
Penulis: M. Nurhadi Pratomo
Suasana penukaran uang lusuh oleh tim Kas Keliling Bank Indonesia di Pulau Marampit, Jumat (11/10/2019). JIBI/Bisnis/ M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, MARAMPIT, Talaud — Warga Pulau Marampit, Kabupaten Kepulauan Talaud, menikmati layanan kas keliling yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (11/10/2019).

Tim kas keliling Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan TNI AL melanjutkan perjalanan dari Pulau Kakorotan, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulut, ke Pulau Marampit.

Rombongan yang menaiki KRI Sultan Nuku tiba di pantai Pulau Marampit, Jumat (11/10/2019), pukul 08.00 WITA.

Kedatangan tim tersebut merupakan bagian dari Layanan Kas Kepulauan Bank Indonesia ke wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) yang berlangsung mulai dari 8 Oktober 2019 hingga 16 Oktober 2019.

Kepala Desa Laluhe, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Rudyanto Liunsanda menyambut kedatangan tim Bank Indonesia dan TNI AL. Pihaknya menyampaikan keinginan masyarakat untuk adanya akses perbankan di wilayah tersebut.

“Masyarakat Pulau Marampit menginginkan dapat dibangun bank karena setelah masyarakat menjual hasil pertanian atau melaut biasanya habis dipakai karena tidak ada tempat penyimpanan,” ujarnya, Jumat (11/10/2019).

 Layanan kesehatan gratis yang diberikan oleh TNI AL kepada masyarakat di Pulau Marampit, Jumat (11/10/2019). JIBI/Bisnis/ M. Nurhadi Pratomo

Rudyanto mengatakan akses perbankan juga diperlukan oleh para aparatur sipil negara (ASN) untuk mengambil gaji bulanan. Pasalnya, mereka harus menempuh perjalanan laut selama 6 jam hingga 7 jam ke Pulau Melonguane untuk mendapatkan akses perbankan.

“Kami berharap setidaknya ada satu bank mini,” imbuhnya.

Dia menggambarkan total jumlah penduduk di Pulau Marampit sebanyak 1.565 orang. Jumlah itu tersebar di lima desa yakni Marampit, Marampit Timur, Laluhe, Dampulis, dan Dampulis Selatan.

Masyarakat di wilayah itu mayoritas itu berprofesi sebagai nelayan dan petani. Komoditas utama yang diperdagangkan yakni kopra, cengkeh, dan pala.

Sementara itu, Kepala Unit Sistem Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Suwandy mengatakan diperlukan dukungan infrastruktur seperti kelistrikan dan internet yang memadai untuk menghadirkan layanan perbankan di Pulau Marampit.

 Oleh karena itu, masyarakat perlu melakukan koordinasi dengan perbankan serta pejabat setempat.

“Warga mengajukan permohonan kepada perbankan secara langsung,” tuturnya.

Layanan kesehatan gratis yang diberikan oleh TNI AL kepada masyarakat di Pulau Marampit, Jumat (11/10/2019). JIBI/Bisnis/M.Nurhadi Pratomo

Ke depan, pihaknya menyebut tidak menutup kemungkinan akses perbankan di Pulau Marampit. Salah satunya melalui kehadiran agen-agen perbankan.

Sementara itu, lewat program Layanan Kas Kepulauan 3T, Suwandy menyebut pihaknya ingin memberikan layanan penukaran uang lusuh kepada masyarakat. Dengan demikian, penduduk di wilayah itu dapat memegang uang rupiah dalam kondisi baik.

Selain penukaran uang, Bank Indonesia juga memberikan bantuan sosial kepada masyarakat di Pulau Marampit. Adapun, bantuan yang diberikan berupa buku-buku, genset, pengeras suara, kipas angin, alkitab, dan obat-obatan.

Berdasarkan pantauan Bisnis, sekitar pukul 09.00 WITA, kegiatan dimulai dengan sosialiasi dari tim Bank Indonesia kepada masyarakat Pulau Marampit.

Kegiatan itu bertujuan memberikan edukasi kepada masyakarat terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah serta pengetahuan umum mengenai kebanksentralan.

Warga Pulau Marampit menyimak sosialiasi yang disampaikan oleh tim Bank Indonesia, Jumat (11/10/2019). JIBI/Bisnis/ M. Nurhadi Pratomo

Kegiatan dilanjutkan dengan penukaran uang lusuh dan layanan kesehatan gratis yang bekerja sama dengan TNI AL. Masyarakat terlihat antusias mengikuti layanan yang diberikan.

Meiche Lokolo (37 Tahun), warga Desa Laluhe, menukarkan uang senilai Rp1 juta. Pihaknya menilai kegiatan itu dapat membantu masyarakat.

“Artinya dengan adanya program ini pemerintah pusat masih memperhatikan kami yang ada di perbatasan,” tuturnya.

Kendati demikian, dia mengharapkan kegiatan sejenis dapat lebih diperbanyak frekuensinya dalam 1 tahun. Dengan demikian, seluruh masyarakat dapat memegang uang rupiah dalam kondisi bagus.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini