Titik Panas di Kalimantan dan Sumatra Masih Tinggi

Bisnis.com,14 Okt 2019, 17:24 WIB
Penulis: Newswire
Pesawat menembus kabut asap saat lepas landas di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumatera Selatan, Senin (14/10/2019)./ANTARA -Mushaful Imam.

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan bahwa hotspot atau titik panas di Kalimantan dan Sumatera hingga saat ini masih tinggi meski kedua pulau tersebut sudah mencatatkan musim hujan.

"Hotspotnya masih tinggi," kata Kasubdit Analisis Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Ia mengatakan hingga 13 Oktober kemarin, BMKG masih menemukan hingga 1.792 titik panas di Palembang, Sumatra Selatan, dalam total 10 hari terakhir pemantauan.

"Jadi kumulatif 10 hari terakhir, hotspot di Palembang paling banyak untuk 10 hari terakhir ini," katanya.

Kemudian di Kalimantan Tengah masih terdapat 1.305. Sementara di Kalimantan Selatan dan daerah lainnya tercatat masih ada 300 lebih titik panas.

Sedangkan di Jambi sebanyak 743. Titik-titik panas tersebut adalah titik panas baru dalam pemantauan 10 hari terakhir.

Kapal feri tradisional melintas di Sungai Barito yang diselimuti kabut asap di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (14/10/2019). Kota Banjarmasin dan sekitarnya kembali diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah Kalsel./Antara-Bayu Pratama S

Meski demikian, titik panas tersebut, katanya, belum semuanya dipastikan sebagai kebakaran hutan.

"Jadi hotspot itu belum tentu semuanya adalah kebakaran hutan karena hotspot itu adalah indikator temperatur yang tinggi sekali di suatu wilayah," ujarnya.

Namun demikian, ia tidak menutup kemungkinan bahwa titik panas tersebut sangat berkorelasi dengan kebakaran hutan, terutama di Wilayah Sumatra dan Kalimantan.

"Kalau hotspot di Wilayah Sumatra dan Kalimantan enggak jauh, yang pasti sangat berkaitan dengan kebakaran hutan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini