Investasi dan Ekspor Industri Alas Kaki Jateng Kian Mendaki

Bisnis.com,14 Okt 2019, 11:48 WIB
Penulis: Hafiyyan
Pekerja menyelesaikan produksi sepatu untuk ekspor./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, SEMARANG—Industri alas kaki di Jawa Tengah kian bergairah seiring dengan pertumbuhan investasi pabrik dan peningkatan nilai ekspor.

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, per Juni 2019 realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di sektor industri barang dari kulit dan alas kaki mencakup 47 proyek.

Nilainya mencapai US$39,58 juta atau sekitar Rp554,20 miliar (kurs Rp14.000 per dolar AS), dan menempati urutan ketiga investasi PMA terbesar. Jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terserap 11.971 orang, sedangkan Tenaga Kerja Asing (TKA) sebanyak 30 orang.

Kepala DPMPTSP Jateng Ratna Kawuri, menyampaikan tren investasi industri kulit dan alas kaki cenderung bertumbuh pada 2019. Sebelumnya pada semester I/2018, sektor tersebut hanya mencapai urutan keempat terbesar dari seluruh PMA.

“Kami lihat tren pertumbuhan ini bisa berlanjut sampai akhir 2019,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (11/10/2019).

Lokasi industri barang dari kulit dan alas kaki terutama tersebar di 7 kabupaten/kota, seperti Jepara, Salatiga, Rembang, Ungaran, Brebes, Magelang, dan Demak.

Adapun, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) industri barang dari kulit dan alas kaki per Juni 2019 senilai Rp5,03 miliar yang berasal dari 4 proyek. Jumlah TKI yang terserap mencapai 108 orang.

Untuk mendorong aliran investasi ke Jateng, sambung Ratna, DPMPTSP berkomitmen melakukan pelayanan maksimal. Bahkan, investor akan dibantu dan didampingi dalam proses perizinan dari hulu ke hilir.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non migas Jateng pada Januari—Agustus 2019 mencapai sejumlah US$5,524,64 juta, naik 2,75% year on year (yoy) dari sebelumnya US$5.376,8 juta.

Dari sisi produk, Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) masih menjadi primadona, karena berkontribusi 44,03 persen atau US$2.432,42 juta terhadap total ekspor. Adapun, produk kayu dan perabotan berkontribusi 19 persen atau US$1.049,28juta, serta alas kaki 5,48 persen atau US$302,64 juta.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo, menyebutkan kendati berada di urutan ketiga terbesar dari sisi ekspor, pertumbuhan industri alas kaki cenderung lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya.

“Ini yang perlu diperhatikan. Pertumbuhannya sangat tinggi, potensi ini kita tangkap, fasilitasi, dan tingkatkan,” ujarnya.

Per Agustus 2018, ekspor alas kaki (HS 64) di Jateng tumbuh 40,63% yoy dibandingkan Januari—Agustus 2018 sebesar US$215,19 juta. Senada, dalam waktu yang sama ekspor barang dari kulit (HS 42) juga meningkat 40,12% yoy menuju US$186,75 juta dari sebelumnya US$133,29 juta.

Menurut Arif pertumbuhan ekspor alas kaki didorong oleh peningkatan investasi pabrik di Jepara dan Salatiga. Pebisnis di lokasi tersebut melakukan penambahan kapasitas produksi, sehingga menyerap lebih banyak tenaga kerja dan turut menumbuhkan ekonomi di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini