Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Artos Indonesia Tbk. menyangkal isu yang mengaitkan mereka dengan perusahaan teknologi berbasis jasa Gojek.
Menurut Direktur Utama dan Sekretaris Perusahaan Bank Artos Deddy Triyana, informasi mengenai Gojek dan Bank Artos bukan berasal dari perseroan. Dia juga menyebut hingga kini Bank Artos tak pernah berbicara perihal rencana akuisisi Gojek.
“Sehubungan dengan maraknya informasi yang mengaitkan Bank Artos dengan Gojek dan menjadikan Bank Artos sebagai Bank Gojek, ditegaskan oleh direksi perseroan bahwa informasi tersebut bukan berasal dari perseroan, dan sampai saat ini perseroan tidak pernah melakukan pembicaraan terkait rencana tersebut,” ujar Deddy dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (14/10).
Meski menampik rencana akuisisi Gojek, tetapi Bank Artos membenarkan kabar aksi korporasi yang melibatkan bank anggota BUKU II ini. Bank Artos menyebut PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) bermaksud untuk mengambilalih 51% saham mereka.
Adapun komposisi pengambilalihan saham adalah, 37,65% akan dilakukan MEI dan 13,35% diambilalih oleh WTT. Seluruh saham yang diambil-alih merupakan bagian dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan. Rencana ini sebelumnya telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham bank akhir September lalu.
Deddy menyebut MEI dan WTT memiliki komitmen untuk mengembangkan Bank Artos menjadi sebuah bank yang akan melayani segmen menengah dan bawah dalam piramida pasar, dengan menggunakan platform digital dan menjadikan Bank Artos sebagai lembaga keuangan lebih kuat serta mempunyai daya saing.
“Setelah dilakukannya akuisisi atau pengambilalihan, kami meyakini bahwa akan terjadi penguatan struktur permodalan serta peningkatan kualitas sumber daya manajemen Bank Artos sebagai hasil dari transfer knowledge manajemen dari MEI dan WTT yang beranggotakan para profesional dan memiliki pengalaman berstandar nasional di bidang perbankan kepada manajemen dan karyawan Bank Artos,” ujarnya.
Setelah dilaksanakannya Rencana Transaksi Akuisisi, Bank Artos merencanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Nantinya, modal tambahan akan dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan usaha dan produk, investasi infrastruktur di bidang teknologi informasi dan sumber daya manusia serta perbaikan struktur permodalan dan tingkat kesehatan Bank Artos.
“Perseroan berencana untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT), yang akan terdiri dari pemberian hak untuk pembelian efek bersifat ekuitas dalam jumlah sebanyak-banyaknya 15.000.000.000 (lima belas miliar) saham dengan nilai nominal Rp100 per saham” tuturnya.
Hingga akhir semester I/2019 aset Bank Artos tercatat tumbuh 4,43% secara year-to-date (ytd) menjadi Rp694,1 miliar. Sementara rasio LDR bank ini ada di angka 68,33%, dan NPL sekitar 3,93% dari outstanding kredit sebesar Rp375,1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel