Pemerintah Dorong Penurunan Biaya Logistik Industri

Bisnis.com,16 Okt 2019, 21:55 WIB
Penulis: Andi M. Arief
ilustrasi./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berupaya menurunkan biaya logistik khususnya untuk keperluan sektor manufaktur, melalui digitalisasi proses logistik.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan biaya logistik berkontribusi hingga 24% dari total produk domestik bruto (PDB). Hal tersebut jauh lebih tinggi dari negara tetangga seperti Vietnam yang biaya logistiknya hanya 8% dari total PDB. Kemenperin memproyeksi digitalisasi akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya logistik secara signifikan.

“Transformasi [proses industri logistik] tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya logistik Indonesia kurang lebih menjadi 13,5% dari PDB, sektor industri khususnya, dan meningkatkan indeks logistik Indonesia yang masih tertinggal dari negara-negara Asean,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono dalam ajang Supply Chain and Logistic Series 2019, Rabu (16/10/2019).

Sigit mengatakan logistik 4.0 akan mendorong perubahan metode dan cara pertukaran data antar ekosistem logistik menjadi platform digital yang meningkatkan keamanan dan kemudahan akses informasi seluruh titik rantai pasok.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII) I Made Dana Tangkas menyampaikan para pemangku kepentingan industri logistik akan menandatangani nota kesepahaman untuk menurunkan tarif logistik manufaktur.

Ketua Asosiasi Kimia Dasar Anorganik Indonesia (Akida) Michael S. Pardi menilai kawasan industri yang terintegrasi antara industri hulu, industri hilir, dan pasar dapat menekan biaya logistik kebutuhan dalam negeri yang terbilang mahal atau 5%-7% dari total biaya produksi.

Menurutnya, jarak antara Karawang—Medan dan Karawang—Jurong tidak jauh berbeda, namun dia mengatakan biaya logistik ke Medan mencapai 2—3 kali lebih tinggi dibandingkan biaya logistik ke Singapura. Selain itu biaya logistik antara Karawang—Surabaya dan Karawang—Tokyo sama yakni US$30—US$40 per metrik ton. “Jarak beda, tapi ongkosnya sama.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Galih Kurniawan
Terkini