KABAR PASAR: Evaluasi Infrastruktur 5 Tahun Jokowi, Melaju dengan Catatan

Bisnis.com,16 Okt 2019, 08:49 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
HL Bisnis Indonesia, 16 Oktober 2019./Repro

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai evealuasi infrastruktur dalam 5 tahun pemerintahan Presiden Joko  Widodo serta defisit neraca perdagangan yang terkikis menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (16/10/2019).

Berikut beberapa perincian topik utamanya:

Evaluasi Infrastruktur 5 Tahun Jokowi: Melaju dengan Catatan. Pembangunan infrastruktur selama 5 tahun Pemerintahan Joko Widodo—Jusuf Kalla cukup gemilang karena melampaui target rencana strategis. Namun, pembangunan yang masif itu belum sepenuhnya menuntaskan berbagai persoalan domestik.

Defisit Dagang Terkikis, Neraca Transaksi Berjalan Terangkat. Defisit neraca perdagangan selama 9 bulan pertama tahun ini yang terkikis hingga 50% (year-on-year) membawa optimisme terhadap neraca transaksi berjalan kuartal III/2019 yang diyakini juga akan membaik.

Daya Ungkit Investasi Belum Maksimal. Realisasi investasi sepanjang pemerintahan Joko Widodo—Jusuf Kalla memang terus meningkat. Namun, daya ungkit investasi terhadap pertumbuhan ekonomi sejauh ini masih cukup lemah. Belum ampuhnya investasi dalam mengungkit perekonomian tecermin dalam Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang tercatat masih di angka 6,3 pada 2018

Aturan Investor Asing Perlu Dipermudah. Kebijakan pemerintah yang membatasi masuknya investasi asing menjadi penyebab rendahnya indeks keterbukaan ekonomi Indonesia. Berdasarkan kajian Legatum Institute, indeks keterbukaan ekonomi Indonesia menempati peringkat ke68 dari 157 negara, masih jauh di bawah negara tetangga Singapura yang bertengger di peringkat 2, Malaysia (38), dan Thailand (66).

Otomotif Minta Kesepakatan Brexit. Society for Motor Manufacturers and Traders (SMMT) melakukan negosiasi langsung dengan Pemerintah Inggris untuk meminta adanya kesepakatan Brexit. Langkah ini dilakukan guna meminimalisasi risiko keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Pertumbuhan Diprediksi 3%. International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk keempat kalinya dari 3,2% menjadi 3% pada tahun ini. Adapun pertumbuhan global pada 2020 direvisi turun 0,2% menjadi 3,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini