KABAR PASAR: Manufaktur dalam Tekanan, Reformasi Perpajakan Belum Tuntas

Bisnis.com,18 Okt 2019, 08:59 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Karyawan berkomunikasi di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai sejumlah tantangan yang menekan kinerja manufaktur serta belum tuntasnya reformasi dalam perpajakan Indonesia menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Jumat (18/10/2019).

Berikut beberapa perincian topik utamanya:

 Manufaktur dalam Tekanan. Sejumlah tantangan baik dari internal maupun eksternal sepanjang 2015—2019 membuat kinerja manufaktur dalam 5 tahun terakhir belum dapat berlari kencang.

Evaluasi Tax Amnesty: Reformasi yang Belum Tuntas. Pengampunan pajak atau tax amnesty menjadi sebuah terobosan bombastis yang dilakukan oleh kepemimpinan Joko Widodo—Jusuf Kalla. Bisa dibilang, ini adalah sebuah ‘reformasi’ dalam sejarah perpajakan Tanah Air.

Banyak kalangan memuji langkah agresif yang dilakukan pemerintah. Para konglomerat kondang mulai melaporkan hartanya. Secepat kilat, kantor pajak menjadi sorotan karena hampir setiap hari didatangi oleh pengusaha kelas kakap.

RI Geser Dominasi Malaysia. Indonesia berhasil menempati peringkat pertama dalam Global Islamic Finance Report 2019 dengan skor 81,93, mengalahkan Malaysia yang berkuasa selama 3 tahun terakhir.

Harga Migas Dorong Kenaikan Kurang Bayar. Kurang bayar Dana Bagi Hasil (DBH) membengkak yang disebabkan oleh naiknya harga minyak dan gas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.140/ PMK.07/2019 tentang Penetapan Kurang Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota pada Tahun 2019, kurang bayar DBH pada 2018 melonjak hingga Rp4,4 triliun menjadi sebesar Rp23,6 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini