Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memproyeksikan dapat meraih pertumbuhan penyaluran kredit sindikasi hingga maksimal 15% di akhir 2019.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengatakan, proyeksi ini muncul setelah perseroan melihat realisasi pertumbuhan kredit sindikasi per Agustus 2019. Total nilai sindikasi BNI per Agustus 2019 tumbuh 10%-11% menjadi Rp45,4 triliun secara year-on-year (yoy).
“Kredit sindikasi BNI didominasi oleh sektor listrik, gas dan air; sektor konstruksi; dan sektor manufaktur. Kami proyeksikan sampai dengan akhir tahun penyaluran kredit sindikasi BNI dapat tumbuh dikisaran 13-15%,” ujar Herry kepada Bisnis, Jumat (18/10).
Berdasarkan data Bloomberg, BNI menjadi pemuncak daftar penyalur kredit sindikasi pada kuartal III/2019. Nilai pembiayaan gabungan yang disalurkan perseroan mencapai US$676,9 juta.
Jika dilihat sejak awal tahun kredit sindikasi yang disalurkan BBNI telah mencapai US$1,87 miliar sebagai bookrunners.
Dihubungi terpisah, Direktur Business Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Rahardja Alimhamzah menyebut sindikasi yang disalurkan banknya hingga akhir September 2019 didominasi pembiayaan sektor infrastruktur terutama pembangunan jalan tol, dan sektor kelistrikan.
Rahardja menyebut hingga kuartal III/2019 terjadi perlambatan pembiayaan sindikasi untuk sektor infrastruktur dan konstruksi karena penurunan jumlah transaksi. Akan tetapi, CIMB Niaga optimis dapat memperbesar penyaluran sindikasi hingga akhir tahun.
“Kami masih memiliki beberapa pipeline proyek sindikasi di berbagai sektor yang akan kami ikuti hingga akhir tahun 2019. Kami berharap proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan partisipasi kami dalam kredit sindikasi tahun ini,” ujar Rahardja.
Secara industri, nilai kredit sindikasi yang disalurkan bank pada kuartal III tahun ini turun 38,44% secara tahunan menjadi US$5,94 miliar. Meski turun, pembiayaan sindikasi kuartal ini lebih tinggi dibanding tiga bulan pertama 2019 yang mencapai US$4,73 miliar.
Hingga akhir September 2019 kredit sindikasi paling besar disalurkan perbankan untuk sektor industri yakni mencapai US$4,02 miliar. Setelah itu pembiayaan sindikasi banyak disalurkan untuk sektor finansial (US$3,62 miliar), material (US$3,01 miliar), energi (US$2,66 miliar), dan utilitas (US$2,05 miliar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel