Pengemudi Ojek Online Tolak Nadiem Jadi Menteri, Apa Sih Alasannya?

Bisnis.com,21 Okt 2019, 16:08 WIB
Penulis: Rinaldi Mohammad Azka
Salah satu pendiri yang juga CEO Gojek Nadiem Makarim melambaikan tangannya saat berjalan memasuki Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019)./ANTARA FOTO-Wahyu Putro A.

Bisnis.com, JAKARTA -- Gabungan Transportasi Roda Dua Indonesia yang merepresentasikan asosiasi pengemudi ojek online menolak rencana Presiden Joko Widodo memasukkan pendiri Gojek Nadiem Makarim dalam kabinet pemerintahannya.

Presidium Nasional Gabungan Transportasi Roda Dua Indonesia (Garda) Igun Wicaksono menuturkan, pengemudi ojek online (ojol) tidak setuju apabila Nadiem jadi salah satu menterinya Jokowi.

"Akan ada pergerakan seluruh Indonesia, sebagai penolakan. Hari ini dan besok kami konsolidasi dengan rekan-rekan daerah, karena mereka juga tidak setuju," paparnya kepada Bisnis.com, Senin (21/10/2019).

Dia menginginkan agar pihak Istana dalam hal ini Presiden Jokowi dapat mendengar aspirasi pengemudi ojol agar tidak timbul gejolak pada jutaan pengemudi ojol se-Indonesia.

Menurutnya, Nadiem Makarim boleh saja besar dengan berderet gelar akademik dan valuasi Gojek hingga triliunan rupiah. Namun, dia menilai jutaan mitra ojek online masih berdarah-darah di lapangan dan jauh dari sejahtera dari segi pendapatan.

"Ketua-ketua ojol dari berbagai daerah di Sumatra dan Jawa sudah komunikasi dengan saya, mereka siap bawa massa ojol untuk masuk Jakarta, melakukan aksi unras [unjuk rasa] besar penolakan Nadiem jadi menteri," paparnya.

Sebelumnya, CEO Gojek Nadiem Makarim menyatakan mundur dari perusahaan teknologi yang didirikannya seiring rencana penetapan dirinya sebagai menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin periode 2019-2024.

"Posisi saya di Gojek sudah mundur dan tidak ada kewenangan sama sekali. Per hari ini sudah sama sekali posisi maupun kewenangan apapun di Gojek," kata Nadiem seusai bertemu Presiden di Istana, Senin (21/10/2019).

Nadiem mengatakan, tawaran masuk ke kabinet oleh Jokowi merupakan "suatu kehormatan yang biasa". Nadiem menerima tawaran dari Presiden tersebut. Di samping itu, lulusan Universitas Harvard Amerika Serikat menyatakan sangat senang karena pemanggilan dirinya menunjukkan bahwa Indonesia siap berinovasi dan maju di masa mendatang.

Dia belum membicarakan mengenai posisi spesifik di Kabinet karena hal tersebut merupakan hak prerogatif Presiden. Nadiem mengaku dirinya dan Jokowi telah mendiskusikan mengenai butir-butir visi Presiden, terutama mengenai pengembangan sumber daya manusia (SDM), reformasi birokrasi dan peningkatan investasi.

Nadiem mengatakan ada banyak inovasi yang ingin dilakukan bagi Indonesia. Kendati demikian, Nadiem mengaku belum bisa menyebutkan hal tersebut pada saat ini. Nadiem sendiri datang ke Istana dengan menggunakan baju putih, sama seperti calon-calon menteri lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hendra Wibawa
Terkini