Kemenperin Harap Investasi CPC Taiwan Terealisasi Pada 2020

Bisnis.com,22 Okt 2019, 16:21 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono (dari kiri) berbincang dengan Ketua Umum Asosiasi Pabrik Vulkanisir Ban Indonesia (Apvubindo) Aziz Pane, Staf Ahli Bidang Komunikasi Kemenperin Masrokhan, dan Wakil Ketua Umum Apvubindo Ahmad Gunawan di pameran produk industri plastik dan karet, di Jakarta, Selasa (9/7/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian berharap investasi China Petroleum Corporation (CPC) Taiwan bisa terealisasi pada 2020 guna mendukung penyediaan bahan baku sejumlah sektor manufaktur turunan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan saat ini perusahaan itu sudah berkomitmen untuk mengalokasikan investasi mencapai US$8 miliar untuk pengembangan pabrik naphta cracker di Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

Investor tersebut, katanya, akan bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) untuk pembangunan klaster baru itu dengan kapasitas produksi mencapai 2 juta ton produk kimia per tahun.

Saat ini, realisasi investasi itu masih dihadapkan pada tantangan penyediaan lahan. Kendati begitu, dia berharap pada tahun depan pengembangan fasilitas itu sudah bisa dimulai.

“Ada permintaan lahan yang belum bisa diselesaikan. Kami harapkan tahun depan, sebab itu kan sudah tahap akhir dan mereka [investor] sudah ingin sekali memulai,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (22/10/2019).

Sigit menambahkan nantinya CPC juga akan membawa sejumlah anak usaha yang bergerak di pengolahan kimia hilir. Dengan begitu, dia meyakini realisasi investasi itu bisa menambah kapasitas produksi dalam negeri guna memenuhi permintaan bahan baku kimia di sejumlah sektor industri turunan, seperti tekstil dan farmasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, jelasnya, sejumlah investasi baru dan besar juga sudah hadir, yakni oleh PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (CAP) dan PT Lotte Chemical Titan Tbk. dengan total nilai investasi mencapai US$7 miliar.

“[Kapasitas produksi baru] Itu bisa menjadi substitusi impor, terutama untuk produk ethylene yang impornya cukup besar selama ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Doddy Rahadi telah melakukan pertemuan dengan Bupati Indramayu H. Supendi untuk membahas mengenai pengembangan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Indramayu.

Pertemuan tersebut membahas mengenai dukungan pemerintah daerah dalam penyediaan lahan untuk investasi CPC Taiwan dan status KPI di Balongan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Indramayu.

Selanjutnya, kesiapan infrastruktur pendukung seperti akses jalan, air baku, listrik dalam menunjang rencana investasi, dukungan pemda dalam percepatan perizinan investasi, kesiapan sumber daya manusia di Indramayu dalam mendukung rencana investasi, dan pemetaan kepemilikan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini