BI Masih Punya Ruang Satu Kali Lagi Pangkas Suku Bunga

Bisnis.com,24 Okt 2019, 16:31 WIB
Penulis: Gloria Fransisca Katharina Lawi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan penjelasan pada jumpa pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019). Bank Indonesia memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI 7DRR) sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Oktober 2019 kembali memangkas suku bunga acuan 25 basis poin dari 5,25% menjadi 5,0% dinilai masih terbuka kembali untuk mencapai 4,75% sampai akhir tahun ini.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan dalam 4 bulan terakhir, Bank Indonesia telah berani melakukan pemangkasan masing-masing 25 basis poin (bps), dari 6,0% menjadi 5,0% pada Oktober 2019. Selain suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate, Bank Indonesia juga memangkas suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,25%, dan suku bunga lending facility turun sebesar 25 bps menjadi 5,75%.

“Pengambilan keputusan ini karena melihat inflasi cenderung stabil, dan sesuai target inflasi 2019,” ujar Andry kepada Bisnis.com, Kamis (24/10/2019).

Meski demikian, dia menilai, faktor lain yang memperkuat keputusan Bank Indonesia adalah imbal hasil dan investasi dalam negeri yang masih bagus. Selain itu langkah ini diyakini oleh bank sentral sebagai strategi pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi global.

“Ke depan, Bank Indonesia akan terlihat menjaga perkembangan global dan ekonomi domestik sambal merumuskan bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas,” sambungnya.

Menurut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, selain didukung oleh stabilitas inflasi, transmisi pelonggaran kebijakan moneter terus berlanjut didukung kecukupan likuiditas perbankan yang memadai serta pasar uang yang stabil dan efisien.

Dia memerinci, rerata harian volume PUAB pada September 2019 tetap tinggi sebesar Rp17,95 triliun. Likuiditas perbankan juga tetap baik, tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang besar yakni 19,47% pada Agustus 2019, tidak jauh berbeda dari kondisi Juli 2019 sebesar 19,66%.

Perry menyatakan, perkembangan ini memengaruhi penurunan suku bunga PUAB pada semua tenor, termasuk suku bunga PUAB O/N sebagai sasaran operasional kebijakan moneter yang bergerak pada kisaran level suku bunga kebijakan sebesar 5,24% pada September 2019.

Adapun rerata tertimbang suku bunga deposito diakui Perry juga menurun 13 bps dibandingkan dengan level Agustus 2019, sehingga tercatat 6,57% pada September 2019.

“Suku bunga kredit juga mulai menurun, terutama pada kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tercatat sebesar 10,11% dan 10,33%,” Kata Perry.

Sementara itu, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2019 bergerak sejalan dengan pola pertumbuhan ekonomi yakni masing-masing 6,59% (yoy) dan 7,33% (yoy).

Perry memastikan, ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi di pasar uang, serta memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Achmad Aris
Terkini