Mengukur Potensi MLBI Lampaui Level Rp20.000

Bisnis.com,24 Okt 2019, 14:37 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
PT Multi Bintang Indonesia Tbk sebagai produsen bir Bintang/wikipedia.org

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penjualan dan laba bersih PT Multi Bintang Indonesia Tbk. yang positif meyakinkan analis memberikan rekomendasi beli terhadap saham produsen bir itu.

Kinerja saham emiten bersandi MLBI ini berpeluang melaju di tengah tantangan yang dihadapi industri minuman beralkohol.

Pada perdagangan Rabu (23/10/2019), saham MLBI terkoreksi 425 poin atau turun 2,44% ke level Rp17.000 . MLBI sudah turun 17,27% dari harga tertinggi sepanjang tahun berjalan di level Rp20.550 yang terbentuk pada akhir perdagangan 31 Mei 2019.

Kendati demikian, MLBI masih mengemas return positif dengan kenaikan harga 6,25% secara year-to-date.

Pergerakan saham yang positif seiring dengan kinerja penjualan dan laba bersih MLBI yang bertumbuh pada semester I/2019.

Per 30 Juni 2019, produsen Bir Bintang itu mencatatkan penjualan bersih senilai Rp1,56 triliun atau tumbuh 5,32% secara tahunan. Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp485,63 miliar atau naik 4,70% secara tahunan.

Penjualan berasal dari segmen alkohol yang naik 4,51% menjadi Rp1,36 triliun. Sementara itu, penjualan segmen non-alkohol mampu tumbuh 11,29% menjadi Rp196,68 miliar.

Raja Abdalla, Research Analyst PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia, memperkirakan pertumbuhan pendapatan dan volume MLBI masih melambat dalam waktu dekat. Hal tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor.

Pertama, dampak kenaikan cukai di tengah permintaan yang melemah. Kedua, pertumbuhan wisatawan asing yang melambat, yakni tumbuh 2,6% secara tahunan dalam 8 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan 12,6% pada 2018.

Ketiga, efek gelaran besar pada semester II/2018 yakni Asian Games dan IMF Annual Meeting, yang menarik wisatawan asing dan konsumsi bir.

"Pada semester II/2019 tidak ada gelaran besar serupa," katanya dikonfirmasi Bisnis, pada Rabu (23/10/2019).

Meskipun demikian, perusahaan melanjutkan pertumbuhan di bisnis minuman non-bir melalui pengembangan kategori produk cider dan memperkuat merek minuman non-alkohol.

Oleh karena itu, analis memperkirakan MLBI dapat membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6% secara tahunan pada semester II/2019, dibandingkan dengan 8% secara tahunan pada 2018.

"Kami optimistis terhadap prospek jangka panjang perseroan. Kami percaya perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang kuat," katanya dalam riset yang dirilis pada 15 Oktober 2019.

Prospek jangka panjang ini mengingat kedatangan wisawatan yang kuat dan perubahan gaya hidup. MLBI juga merupakan pemimpin pasar di industrinya dan melakukan investasi yang berkelanjutan pada merek.

Di samping itu, MLBI konsisten memberikan dividend pay out ratio 85%-95% dalam 3 tahun mendatang, menghasilkan %3%-4% yang menguntungkan bagi investor.

"Kami mempertahankan beli terhadap saham MLBI dengan target harga Rp19.700 per saham," katanya.

Senada, analis Panin Sekuritas William Hartanto juga merekomendasikan beli terhadap saham MLBI dengan target harga Rp22.500.

Kemampuan perusahaan menyiasati larangan menjual minuman alkohol di minimarket menjadi sentimen positif bagi saham MLBI. Strategi tersebut yakni dengan memacu penjualan produk minuman non alkohol,

Katalis lainnya, program pariwisata dan bertambahnya wisawatan dapat mendorong penjualan minuman beralkohol.

"Target harga Rp20.000 sudah terlewati. Saya menaikkan target harga menjadi Rp22.500 dengan titik support baru di level Rp17.000," katanya pada Rabu (23/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini