CEO Freeport Ungkap Pertemuan dengan Jokowi 7 Oktober Lalu

Bisnis.com,24 Okt 2019, 15:02 WIB
Penulis: Lucky Leonard
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Menteri ESDM 2016-2019 Ignasius Jonan (kiri) disaksikan CEO Freeport-McMoRan Richard Adkerson (media kanan) dan Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin seusai memberikan keterangan terkait pelunasan divestasi PT Freeport Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — CEO Freeport-McMoRan Inc. Richard C. Adkerson datang ke Indonesia awal bulan ini. Pertemuan dengan Presiden Joko Widodo sempat dilakukan pada 7 Oktober 2019.

Adkerson mengatakan dua pekan lalu dirinya datang ke Indonesia untuk melihat kegiatan operasi PT Freeport Indonesia di Papua. Kedatangannya ke Papua tersebut menjadi yang pertama dalam 3 tahun terakhir.

“Saya benar-benar terkesan dengan progres yang dibuat dalam pengembangan tambang bawah tanah dan moral serta sikap kerja dari tim kami,” tuturnya dalam conference call kuartal III/2019 yang dilangsungkan Rabu (23/10/2019) malam.

Sementara itu, ketika berada di Jakarta, dia mengungkapkan telah dengan para menteri yang terlibat dalam perundingan sebelumnya, termasuk pihak PT Inalum (Persero) yang sekarang menjadi pemegang saham mayoritas Freeport Indonesia.

Adkerson pun menyatakan sempat menghabiskan waktu selama 1 jam bersama Presiden Jokowi untuk membahas operasi Freeport di Indonesia.

“Saya sangat bersyukur dengan hangatnya perbincangan serta positifnya sikap setiap pihak terkait kesepakatan pada Desember lalu dan bagaimana itu dijalankan hingga saat ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Adkerson terakhir menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 21 Desember 2018. Saat itu, Presiden Jokowi mengumumkan selesainya proses divestasi dengan ditandai beralihnya saham 51,2% Freeport Indonesia ke Inalum.

Saat itu, Adkerson mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah berusaha mencari solusi bersama untuk kelanjutan bisnis Freeport Indonesia.

"Ini menjadi kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Sekarang kami dapat melanjutkan bisnis hingga 2041 dan mendapat kepastian dalam aspek hukum dan fiskal," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lucky Leonard
Terkini