CPIN Melesat Tajam dalam Sebulan, Apa Katalisnya?

Bisnis.com,25 Okt 2019, 09:48 WIB
Penulis: Pandu Gumilar
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019). /Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat terpuruk di teritori negatif, saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. melesat 41,35% dalam sebulan. Apa faktor pendorongnya?

Berdasarkan data Bloomberg, saham emiten bersandi CPIN itu terkoreksi 3,06% ke level Rp7.125 per saham pada awal perdagangan, Jumat (25/10/2019).

Pada perdagangan sebelumnya, CPIN melesat 650 poin atau 9,79% ke level Rp7350 per saham pada Kamis (24/10/2019). Di level harga tersebut, CPIN mencetak return 41,35% dalam sebulan.

Kencangnya laju CPIN dalam 1 bulan terakhir membuat kinerja saham emiten perunggasan itu berbalik positif sepanjang tahun berjalan 2019. CPIN menguat 1,73% secara year-to-date hingga akhir perdagangan kemarin.

Analis PT Kresna Sekuritas Timothy Gracianov menilai pertumbuhan signifikan CPIN dalam jangka pendek disebabkan oleh pelaku pasar yang mulai menyadari saham valuasi emiten unggas itu sudah rendah.

“CPIN ketika harganya diperdagangkan Rp5.000 per saham itu di bawah standar deviasi untuk P/E [price to earnings] ratio-nya. Jadi wajar saja kalau market leader ini kembali menunjukkan taringnya dari pergerakan harga sahamnya,” katanya kepada Bisnis pada Kamis (24/10/2019).

Selain itu, dia menambahkan segmen broiler CPIN akan membaik dengan adanya pemangkasan produksi lanjutan dari pemerintah untuk kuartal IV ini.

Berdasarkan data Bloomberg, PER CPIN berada di kisaran 31,34 kali dengan laba per saham sekitar Rp234,52.

Sebelumnya, Timothy merekomendasikan hold CPIN dengan target harga Rp5.300 per saham.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama mengatakan meroketnya saham CPIN pada perdagangan kemarin disebabkan oleh selesainya gelaran pesta politik selama setahun terakhir.

“Ini adalah euforia pasar terkait pelantikan presiden dan wakil presiden serta penetapan menteri yang berlangsung secara kondusif memberikan katalis positif bagi penguatan IHSG maupun rupiah. Dengan demikian, semua sektor telah mengalami penguatan termasuk CPIN,” katanya.

Menurutnya, dengan adanya faktor stabilitas politik, keamanan maupun makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan turut mendorong kepercayaan pelaku investor.

“Apalagi Indonesia merupakan negara emerging market dalam kategori investment grade. Penguatan IHSG pada hari ini terjadi lagi karena pelaku pasar sangat mengapresiasi hasil RDG BI dalam rangka penetapan penurunan BI 7DRR rate sebesar 25 bps,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ana Noviani
Terkini