1. 3 Hal Utama Harus Dijawab agar Perbankan Syariah Tumbuh Signifikan
Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) mengungkap tiga pertanyaan besar yang harus dijawab seluruh pihak terkait agar market share industri perbankan syariah bisa tumbuh signifikan.
Tiga pertanyaan tersebut disampaikan oleh Direktur Bidang Inovasi Produk, Pendalaman Pasar dan Pengembangan Infrastruktur Sistem Keuangan KNKS Ronald Rulindo, baca selengkapnya di sini
2. Siapa Berminat Beli Bukopin?
Opsi melepas PT Bank Bukopin Tbk. bukannya tak pernah terlintas dalam benak Bosowa Corporindo. Kebutuhan modal yang semakin besar dan berbanding terbalik dengan perolehan laba tampaknya semakin memberatkan perusahaan ini untuk terus menemani Bank Bukopin.
Perusahaan dari konglomerasi saudara ipar Mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla ini, pertama kali meminang Bank Bukopin pada 2013. Baca selengkapnya di sini
3. Merger BPD Syariah Tak Kunjung Terealisasi. Ada Apa?
Meski dalam dua bulan ke depan layar kinerja 2019 akan menutup, satu isu rencana aksi korporasi skala nasional yakni merger unit usaha syariah atau UUS pada bank pembangunan daerah tak santer lagi terdengar progresnya.
Padahal, jika mengacu pernyataan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) akhir tahun lalu, sudah ada 13 UUS BPD yang menyetujui untuk memasukkan merger dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini. Baca selengkapnya di sini
4. OJK Akui Perlambatan Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah
Perlambatan pertumbuhan aset industri perbankan syariah diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut lembaga ini, ada sejumlah sebab mengapa pertumbuhan aset industri perbankan syariah melambat signifikan 2 tahun terakhir.
Direktur Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Deden Firman Hendarsyah mengatakan sebenarnya pertumbuhan pesat aset perbankan syariah beberapa tahun lalu terjadi lantaran kecilnya nilai aset pelaku industri ini. Baca selengkapnya di sini
5. Volume Penjaminan Jamkrindo Tumbuh 29,2 Persen
Perum Jaminan Kredit Indonesia atau Jamkrindo mencatatkan pertumbuhan volume penjaminan hingga 29,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Q3/2019.
Berdasarkan data Perum Jamkrindo, volume penjaminan pada Q3/2019 mencapai Rp162,8 triliun. Jumlah tersebut tercatat meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp126 triliun. Baca selengkapnya di sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel