Waduh, Jokowi Curigai Ada Monopoli Swasta di Tol Laut

Bisnis.com,30 Okt 2019, 17:09 WIB
Penulis: Yodie Hardiyan
Kapal Motor (KM) Binaiya meninggalkan dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mencurigai adanya monopoli pengiriman barang melalui tol laut oleh perusahaan swasta.

Pernyataan itu disampaikan oleh Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019) dalam rapat terbatas membahas penyampaikan program dan kegiatan di bidang kemaritiman dan investasi.

Dalam rapat tersebut, Jokowi semula bercerita mengenai program tol laut. Program itu, menurutnya, diapresiasi oleh masyarakat dan kepala daerah seperti bupati dan gubernur. Tol laut, menurut Jokowi, dapat menurunkan harga barang turun sekitar 20 persen-30 persen sehingga inflasi turun hingga separuh.

Dengan demikian, masyarakat dan kepala daerah berharap rute dan frekuensi tol laut itu ditambah. Namun, menurutnya, ada keluhan mengenai program tol laut itu belakangan ini.

"Tapi akhir-akhir ini rute-rute yang ada itu barang-barangnya dikuasai oleh swasta tertentu. Saya belum dapat ini swastanya siapa. Sehingga harga barang ini ditentukan oleh perusahaan ini. Ini tolong dikejar dan diselesaikan. Saya nggak tahu apakah perlu intervensi dari Menteri BUMN untuk melakukan ini," kata Jokowi.

Paling tidak, menurut Jokowi, harus ada kompetisi dalam pengiriman barang tersebut. Perusahaan swasta tersebut, menurutnya, membutuhkan kompetitor. Jokowi mengatakan tol laut itu dibangun untuk menurunkan biaya logistik sehingga harga barang mejadi turun.

"Tapi kalau dikuasai oleh satu perusahaan ya munculnya (harga barang) beda lagi. Kita beri fasilitas kepada dia, ini yang tidak kita kehendaki," kata Jokowi.

Rapat itu diikuti oleh sejumlah menteri antara lain Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Taufikul Basari
Terkini