Operator Sambut Positif Wacana 700 MHz untuk Ibu Kota Baru

Bisnis.com,31 Okt 2019, 11:51 WIB
Penulis: Leo Dwi Jatmiko
Gagasan rencana dan kriteria desain ibu kota negara./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Operator seluler menyambut positif wacana penggunaan frekuensi 700 MHz untuk ibu kota baru. 

Pita frekuensi tengah atau middle band diyakini mampu memberikan kecepatan internet yang besar seperti 5G, sehingga mendukung hadirnya kota pintar di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara sebagai ibu kota baru.   

Wakil Direktur Utama PT Hutchison 3 Indonesia Danny Buldansyah mengatakan bahwa hakikatnya pembangunan infrastruktur telekomunikasi di ibu kota baru tidak terlalu bergantung dengan kehadiran pita frekuensi 700 MHz.

Hanya saja, kata Danny, jika pemerintah menyiapkan 700 MHz guna mendukung jaringan telekomunikasi untuk ibu kota baru maka operator akan menyambut dengan positif.  

“Secara logika tidak mungkin ibu kota baru tidak dibangun [infrastruktur telekomunikasinya] karena tidak ada pita frekuensi 700 MHz. Namun, kalau 700 MHz dibebaskan untuk ibu kota baru, operator akan senang sekalin” kata Danny kepada Bisnis, Kamis (30/10/2019).

Danny menduga alasan Kemenkominfo menyediakan 700 MHz di ibu kota baru untuk mendukung hadirnya internet cepat, termasuk 5G. Sebab, Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan frekuensi tambahan salah satunya melalui 700 MHz.

Sementara itu, Vice President Technology Relations and Special Project PT Smartfren Telecom Tbk. Munir Syahda Prabowo mengatakan bahwa sejauh ini perseroan juga belum membahas mengenai rencana pemanfaatan 700 MHz untuk ibu kota baru, termasuk mengenai pemanfaatan gedung tinggi untuk tempat Base Tranceiver Station (BTS)

Munir mengatakan mengenai kebijakan frekuensi merupakan ranah pemerintah, operator hanya menyesuaikan saja.  

“Mengenai frekuensi itu kebijakan pemerintah atau regulator, operator akan memanfaatkan sesuai kebutuhan tambahan,” kata Munir.

Sebelumnya, Sebelumnya, Direktur Jenderal Pos dan Penyelenggaraan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Kalamullah Ramli mengatakan bahwa infrastruktur telekomunikasi di ibu kota baru terus dikaji bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Dia mengatakan Kemenkominfo akan memberikan layanan infrastruktur prima. Operator akan diberikan kemudahan dalam membangun karena bangunan di sana berbentuk apartemen. Sehingga, pemasangan BTS di gedung bukan di menara. 

Penggunaan menara tidak terlalu banyak.

Tidak hanya itu, dalam membangun infrrastruktur telekomunikasi, lanjutnya, juga sangat bergantung dengan migrasi dari TV analog ke digital. Sebab, beberapa lembaga penyiaran swasta (LPS) saat ini masih menggunakan frekuensi 700 MHz.

“Infrastruktur sangat bergantung kalau kemudian migrasi dari analog ke digital bisa diselesaikan lebih cepat, karena kita punya digital deviden 112 MHz ditambah 48 MHz, yang dapat digunakan untuk kebencanaan, infrastruktur 5G dan lain-lain,” kata Ramli.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wike Dita Herlinda
Terkini
'